Jerman belum menjelaskan jenis senjata yang akan dibeli menggunakan dana bantuan itu.
Namun, yang jelas, pemerintah Ukraina akan menggunakan dana itu untuk membeli perlengkapan militer.
Sebelumnya, Ukraina sempat mengeluh karena belum mendapat bantuan senjata berat dari Jerman.
Pengumuman adanya bantuan militer ini keluar segera setelah Jerman menyepakati bantuan lainnya kepada Ukraina.
Dikutip dari Euronews, Jerman, Polandia, dan negara-negara Baltik sempat mendapat kritik dari Ukraina.
Ukraina menganggap negara-negara tersebut memberikan bantuan yang kurang banyak.
Bahkan, beberapa orang menganggap sejumlah negara tersebut terlihat patuh atau condong kepada Rusia.
Baca: Joe Biden Berikan Bantuan Militer Sebesar 800 Juta Dolar AS kepada Ukraina
Jerman dilaporkan enggan mengizinkan adanya pengiriman senjata berat, seperti tank dan helikopter, ke Ukraina.
Negara itu takut bakal membuat hubungannya dengan Rusia makin panas dan berbahaya.
Pengumuman bantuan militer ini muncul setelah Presiden Jerman Franck Walter-Steinmeier ditolak mengunjungi Kiev oleh Ukraina hari.
Menurut pemerintah Ukraina, kebijakan Walter-Steimeier cenderung pro-Rusia selama bertahun-tahun.
Namun, tudiangan ini dibantah oleh pemerintah Jerman.
Ukraina tengah mempersiapkan diri sebaik-baiknya karena Rusia diduga bakal melancarkan serangan besar.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terus menggalang dukungan internasional agar negaranya dapat menghadapi Rusia.
Menurut Zelensky, pekan mendatang akan sangat krusial dan menegangkan bagi Ukraina.
"Rusia bahkan akan lebih takut. Rusia bakal takut kalah. Negara itu takut bahwa kebenaran akan diketahui," kata Zelenskiy melalui video, dikutip dari Reuters, (11/4/2022).
Baca: Menjelang Serangan Besar Rusia, Ukraina Bersiap dan Minta Lebih Banyak Bantuan
Baca: Hampir 85 Persen Korban Tewas di Bucha Ukraina Alami Luka Tembak, Wali Kota: Pembunuhan Berencana
"Pasukan Rusia bahkan akan melakukan operasi yang lebih besar di wilayah timur Ukraina."
"Mereka bahkan mungkin akan menggunakan lebih banyak rudal untuk melawan kami, bahkan lebih banyak bom udara. Namun, kami kini bersiap menghadapi tindakan mereka. Kami akan menjawabnya."