Diberitakan sebelumnya, 24 anggota padepokan tersebut terseret ombak saat menjalani ritual mandi di laut pada Minggu, (13/2/2022), dini hari.
Dari total 24 orang yang mengikuti ritual tersebut, 11 di antaranya tewas terseret ombak dan sisanya berhasil selamat.
Rombongan ikut ritual tersebut dengan beragam tujuan termasuk berharap segala urusannya lancar.
Melansir TribunJatim.com, ketua atau pemimpin padepokan Tunggal Jati Nusantara adalah Nur Hasan, pria berusia 38 tahun asal Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Menurut Kades Dukuh Mencek, Nanda Setiawan, Nur Hasan bukan kiai ataupun ustaz.
Hasan merupakan pendiri kelompok tersebut. Dia pernah merantau ke Malaysia dan kembali ke kampung halamannya pada 2014.
"Cukup lama dia di Malaysia, sekitar 2014 datang," katanya, dikutip dari TribunJatim.com, Selasa (15/2/2022).
Nanda menuturkan Nur Hasan memiliki beberapa pekerjaan seperti menjadi MC hingga berjualan online.
"Kerjanya kadang-kadang MC dangdut, sementara ini jual online kayak tisu," tutur dia.
Saat ini pemimpin padepokan tersebut memiliki dua orang istri dan dua anak.
Baca: Cerita Korban Selamat saat Ritual di Pantai Payangan: Sedang Semedi, Tiba-Tiba Terseret Ombak
Sejumlah warga yang merupakan tetangga Nur Hasan turut menyampaikan kesaksian mereka.
Warga mengenal Nur Hasan sebagai seorang paranormal.
Menurut cerita yang beredar, Nur Hasan dianggap memiliki kekuatan spiritual sehingga mampu menerawang nasib orang pada masa mendatang, termasuk mengajak orang meraih ketenangan jiwa.
"Kalau Pak Hasan dulunya ini kerja di Malaysia. Terus 2010 itu pulang. Kayaknya setelah itu, dia dikenal sebagai paranormal," ujar Sekretaris Desa Dukuh Mencek, Budi Harto, mengutip Surya.co.id.
"Dia kalau ke mana-mana pakai selendang hijau," ucap dia.
Sementara itu, Nanda Setiawan membeberkan pemimpin padepokan tersebut kerap menggelar berbagai kegiatan di ruang tamunya sejak dua tahun lalu.