"Kami biasa bekerja di ladang memakai alat-alat itu, seperti arit, bendo, pisau dan sebagainya," ujar Sisanto, warga Desa Wadas.
Siswanto menyampaikan bahwa warga Desa Wadas sangat kecewa karena aparat keamanan justru bertindak anarkis kepada warga.
Ia dan warga lainnya hanya dapat berdoa dan tidak mungkin berani melawan aparat yang jumlahnya ratusan.
Personel yang datang ke Desa Wadas tidak hanyalah polisi, tetapi juga TNI bersenjata lengkap.
Aparat gabungan ini akan berjaga di lokasi selama proses pengukuran tanah mulai 8-10 Februari 2022.
Baca: Komnas HAM Turut Angkat Bicara tentang Tindak Kekerasan yang Terjadi di Desa Wadas
Baca selengkapnya terkait polemik Desa Wadas di sini