Tapi hari ini, kata dia, pembaca akan membaca konten berita di PC, smartphone, atau tablet dari dengan sistem operasi dari perusahaan yang berbeda-beda.
"Perkembangan terbaru, studi terbaru menemukan 700 ribu smart TV terjual setiap tahun. Ini saya merasa, the next big disruption itu bakal melanda televisi," kata dia.
Selain itu, kata dia, kendali juga hilang pada infrastruktur teknologi digital terkait konten yang memungkinkan pembaca terkoneksi dari gawai mereka ke konten berita.
"Artinya orang Indonesia mengakses konten Indonesia tapi sebenarnya teknologi infrastrukturnya ada di Singapura atau mungkin diletakkan di sebuah kampung di luar negeri. So kita tidak punya akses pada itu," kata Dahlan.
Kontrol, kata dia, juga hilang pada area periklanan.
Sebelum disrupsi datang, ia mencontohkan, di penerbitan koran ada tim sales di lapangan yang berada dalam kendali perusahaan.
Namun demikian, kata dia, saat ini para sales tersebut harus menempatkan materi iklan pada infrastruktur advertising digital begitu mendapatkan iklan.