Sautu kasus di antaranya adalah Covid-19 varian Omicron transmisi lokal yang pertama kali terdeteksi di Jakarta.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, mayoritas kasus Covid-19 varian Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dari Turki dan Arab Saudi.
"Dari Turki itu kebanyakan wisatawan, tapi kalau dari negara Arab Saudi dan beberapa negara lainnya kebanyakan PMI," kata Nadia dalam diskusi secara virtual melalui kanal YouTube BNPB, Kamis (30/12/2021), dikutip dari Kompas.com.
Nadia menjelaskan, pemerintah tak mungkin menutup pintu masuk kedatangan para WNI dari luar negeri.
Namun, pemerintah sedang mengkaji rencana pelarangan warga negara asing (WNA) asal Turki dan Arab masuk ke Indonesia.
Berikut adalah fakta seputar kondisi pasien Covid-19 akibat penularan varian Omicron:
Kasubdit Pelayanan Kegawatdaruratan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Asral Hasan mengungkapkan, mayoritas pasien Covid-19 akibat penularan varian Omicron sudah divaksinasi lengkap.
Rinciannya, 30 persen Pfizer, 33 persen Sinovac, 17 persen AstraZeneca, 7 persen Sinopharm, Johnson and Johnson 5 persen, Moderna 3 persen, dan lainnya 5 persen.
Kemudian, ada 5 orang pasien yang belum divaksinasi lengkap dari total 68 pasien tersebut.
Ada pula satu pasien baru disuntik dosis vaksin pertama.
Baca: Covid-19 Varian Omicron
Baca: Vaksin Pfizer
Kemenkes menyebutkan, mayoritas pasien terinfeksi varian Omicron berusia 40-49 tahun.
Hampir semuanya berjenis kelamin laki-laki.
52 orang pasien Covid-19 dari varian Omicron tidak mengalami gejala dan pasien lainnya mengalami gejala ringan.
Kemenkes menyampaikan hasil sementara sero survei nasional.
Hasilnya, kekebalan masyarakat terhadap Covid-19 cukup tinggi.
Nadia menjelaskan, hal itu terlihat dari tingginya filter antibodi yang terbentuk di masyarakat.