Petisi Penghentian Penayangan Drakor Snowdrop Capai 200 Ribu Tanda Tangan, Sejumlah Sponsor Mundur

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petisi Penghentian Penayangan Drakor Snowdrop Capai 200 Ribu Tanda Tangan, Sejumlah Sponsor Mundur

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Petisi nasional untuk menyerukan penghentian penayangan drama Korea JTBC berjudul Snowdrop kini melampaui 200 ribu lebih tanda tangan.

Dikutip Tribunneswiki.com dari Busan Ilbo pada Senin (20/12/2021), pada tanggal 19 Desember 2021 kemarin, petisi tersebut telah diunggah di papan buletin situs Blue House.

Petisi tersebut mendapatkan persetujuan lebih dari 200 ribu netizen sekitar pukul 23.00 KST saat episode kedua Snowdrop ditayangkan.

Pemohon petisi mengatakan bahwa Snowdrop telah menimbulkan banyak kontrovesi dengan mengungkapkan gerakan demokratisasi saat sinospisnya rilis sebelum dramanya tayang.

Petisi ini juga menyinggung adegan Snowdrop di episode pertama saat pemeran utama perempuan yang diperankan oleh Jisoo BLACKPINK dianggap secara keliru menyelamatkan seorang mata-mata dari gerakan pro-demokrasi menyamar menjadi aktivis yang diperankan Jung Hae In.

Baca: Viu Meraih Penghargaan #BestOfTweets2021 Melalui Drama Korea Lovers of The Red Sky

Baca: Pemain Drama Korea Reflection of You Shin Hyun Bin Dinyatakan Positif Covid-19

Petisi penghentian penayangan drama Korea Snowdrop (www1.president.go.kr)


Tak hanya itu, saat pemeran laki-laki lainnya dari Badan Perencanaan Keamanan Nasional mengejar sang mata-mata, Snowdrop memutar lagu bersejarah yang digunakan untuk melambangkan gerakan pro-demokrasi.

"Ini adalah lagu yang menekankan rasa sakit dan kemenangan mereka yang melakukannya," ungkap sang pemohon petisi.

Pemohon petisi juga mengkritik bahwa pemutaran lagu tersebut adalah tindakan yang tidak dapat diterima untuk adegan Badan Perencanaan Keamanan Nasional mengejar sang mata-mata.

"Drama ini dapat ditonton di negara-negara di seluruh dunia melalui layanan OTT, dan itu dapat menanamkan pandangan yang salah tentang sejarah gerakan demokratisasi di banyak orang asing," ungkapnya.

"Korea adalah negara yang sangat demokratis dan demokrasi ini tidak dicapai tanpa usaha, tetapi dicapai melalui penderitaan dan pengorbanan mayoritas yang tidak bersalah," tambahnya.

Dalam petisi terbarunya, Snowdrop dianggap melakukan romantisasi dalam menampilkan pemeran utama pria sebagai mata-mata yang dikira menjadi tokoh pro-demokrasi, maka dianggap pula mendistorsi sejarah yang ada.

"Penayangan drama yang merugikan publik harus dihenikan, dan pada saat pengaruh budaya Korea secara bertahap tumbuh, saya ingin induri penyiaran mempertimbangkan kembali keseriusan distorsi sejarah," jelas sang pemohon petisi.

Jisoo BLACKPINK dan Jung Hae In, pemeran utama drama Korea Snowdrop (Kolase JTBC/Disney+)


Akibat dari petisi yang ada ini adalah sejumlah sponsor atau produk iklan yang telah bekerja sama dengan Snowdrop memutuskan untuk menarik diri dari drama ini.

Mengutip dari Newsen, produk-produk yang menarik iklannya dari drama ini adalah Ssarijae Maeul (kue beras), Ganisong (mode), Dopyoungyo (tembikar), Hans Plus (pusat perbelanjaan), dan Teazen (produk teh).

Masing-masing sponsor ini juga sudah memberikan klarifikasinya saat menerima banyak kritik dari netizen dan masyarakat Korea Selatan.

Pihak Ssarijae Maeul melalui homepage resminya mengatakan bahwa pihaknya hanya mengetahui judul drama dan nama para cast tanpa diberitahu apa isi dramanya.

"Setelah mendengar adanya penyimpangan sejarah dan meromantisasi NSA, kami langsung meminta penanggungjawab sponsor untuk menariknya," ungkap Ssarijae Maeul.

"Sponsor telah ditarik, namun editing sudah sampai di episode 12, logo produk kami sulit untuk dihilangkan. Kami meminta maaf karena menjadi sponsor drama yang kemungkinan besar menyimpang dari sejarah," tutupnya.

Sementara Ganisong memberikan klarifikasinya melalui Instagram resminya.

Mereka meminta maaf kepada orang-oranng yang terluka atas drama yang menyimpang dari sejarah.

Halaman
12


Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer