Bangkit dari Hiatus 6 Tahun, Rock In Solo Hadirkan Pemanasan Apokaliptika : Journey of Rock In Solo

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Disingung mengenai masa depan festival utama Rock In Solo, Stephanus Adjie berujar pihaknya sudah merancang sejumlah rencana.

Apabila situasi sudah kondusif, Rock In Solo kemungkinan bakal digelar pertengahan 2022 mendatang.

“Yang pasti saat ini kita rancang event pemanasan dulu sambil menanti perkembangan pandemi Covid-19. Harapannya 2022 kita bisa bersenang-senang seperti festival sebelumnya,” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mendukung gelaran Apokaliptika : A Journey of Rock In Solo.

“Kami sudah melakukan sejumlah pertemuan dan berdiskusi. Harapannya ini akan membangkitkan kembali khususnya geliat anak muda Solo,” ujarnya.

Tentang Rock in Solo

Rock In Solo hadir pertama pada 2004 silam di mana anak muda kota Solo, yang dikenal dengan budaya santun dan lemah lembut, memulai misi akbar dari kecintaan terhadap musik keras.

Berbekal semangat ‘pemberontakan’ dan tak kenal gentar, maka lahirlah Rock In Solo.

Festival ini kemudian sukses digelar dengan modal kerja keras dan etos gotong royong dari banyak komunitas.

Dari event di sebuah gedung olahraga, Rock In Solo terus berkembang hingga menjadi agenda kota berskala nasional, ditandai dengan jumlah penonton yang semakin masif.

Hingga edisi kesembilan pada 2015, Rock In Solo bukan hanya memperkenalkan skena musik keras lokal kepada masyarakat kota Solo saja.

Beberapa legiun asing metal kelas kakap macam Death Angel, Behemoth, Cannibal Corpse, Carcas hingga Nile sukses diboyong ke kota Bengawan.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)

 



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer