"Ketika saya ingin menyalim bapak itu untuk berpamitan, beliau langsung mengenggam kedua bahu saya, mendekatkan badannya kepada diri saya," kata dia.
Mahasiswi tersebut mengaku badannya lemas dan ketakutan.
Ia kemudian mendorong tubuh terduga pelaku.
"Lalu beliau mengenggam kepala saya dengan mengenggam kedua tangganya. Lalu beliau mencium pipi sebelah kiri dan kening saya.
Saya sangat merasa ketakutan dan saya langsung menundukkan kepala saya. Namun bapak Syafri Harto segera mendongakkan kepala saya dan ia berkata 'mana bibir, mana bibir' yang membuat saya terasa terhina. Kemudian saya dorong," lanjtunya.
"Lalu beliau mengatakan ‘ya sudah kalau tidak mau’. Saya langsung meninggalkan ruangan Dekan dan kampus dengan gemetar,” bebernya.
Baca: Korban Kasus Pelecehan Seksual di KPI Mengaku Diancam Pejabat, Diminta Cabut Laporan atau Dipecat
Lebih lanjut, korban sempat meminta bantuan salah satu dosen di jurusannya untuk melaporkan dugaan pelecehan seksual itu.
Namun, korban mengaku diintimidasi dan ditertawakan oleh pihak jurusan.
Dosen tersebut menekan korban untuk tidak mengadukan kasus ini pada ketua jurusan.
Korban mengaku diancam dan diminta bersabar dan tabah atas peristiwa tersebut.
Dia dinasehati agar jangan sampai karena peristiwa itu dosen terduga pelaku bercerai dengan istrinya.
"Ia meminta saya bersabar dan tabah saja tanpa mempermasalahkan kasus pelecehan seksual menimpa saya ini. Ia berusaha menghalang-halangi saya meminta keadilan atas perilaku Pak Syafri harto terhadap saya," jelas mahasiswi tersebut.
(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini