Buntut dari kasus Holywings Kemang, sang manajer berinisial JAS ditetapkan sebagai tersangka.
Penetapan status baru JAS itu disampaikan langsung oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus.
Selain itu, JAS juga terancam mendekam di penjara selama 1 tahun lamanya.
JAS resmi menjadi tersangka lantaran Holywings tetap beroperasi di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Holywings merupakan sebuah bisnis yang bergerak di bidang Food and Beverage (F&B).
Pada Minggu (5/9/2021), kafe tersebut digrebek oleh pihak berwajib lantaran masih beroperasi di masa PPKM Level 4.
Saat penggrebekan itu, pihak kepolisian menemukan kerumuman pengunjung di Holywings Kemang.
Kabar itupun segera dikonfirmasi oleh Kombes Yusri Yunus.
"(Holywings) masih melakukan kegiatan, sementara pada saat itu PPKM masih level 4. Saudara JAS selaku manajer (ditetapkan) sebagai tersangka," ungkap Yusri, dikutip dari Tribunnews.com.
JAS terjeart pasal 216 dan pasal 218 KUHP.
Selain itu, ia juga disangkakan pasal 14 UU No.4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular.
"Ancamannya maksimal satu tahun penjara," imbuhnya.
Lebih lanjut, Yunus juga mengatakan, pihaknya telah memberikan sanksi serta peringatan sebanyak 3 kali terkait pelanggaran protokol kesehatan kepada pihak Holywings.
"Tersangka selaku Manager Cafe Outlet Holywings tersebut telah diberikan sanksi dari Satpol PP pada sebanyak tiga kali dari Februari, Maret dan September (2021)," paparnya.
Kondisi tersebut semakin diperparah lantaran JAS tidak menyediakan fasilitas scan barcode aplikasi PeduliLindungi yang menjadi salah satu aturan operasional kafe.
Yusri Yunus juga menjelaskan bahwa Holywings juga tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Tersangka ini juga tidak mematuhi peraturan yang telah dilakukan manajemen PT Holywings sendiri, di mana sudah dikeluarkan inbauan kepada seluruh outlet nya melalui surat internal tertanggal 24 Agustus 2021 lalu," kata Yusri Yunus.
(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)
Baca lebih lengkap seputar Holywings di sini