Dalam video berdurasi 2.50 menit tersebut, Dailami dan seorang aktivis Garis Merah bernama Nasri Gayo berdebat soal pemecatan sejumlah pejabat daerah, dana lahan puskesmas hingga tertundanya gaji pegawai honorer selama sembilan bulan.
Dailami bahkan tersulut emosinya hingga dipegangi oleh sejumlah ajudannya agar tak terjadi kontak fisik.
Dalam orasinya, pihak aktivis mengulas tentang kinerja Sekda Bener Meriah Haili Yoga dan sejumlah pejabat terkait.
Mereka menilai para pejabat lebih mengutamakan proyek daripada hak-hak tenaga honorer dan PNS.
Mereka juga menduga dalam proyek lahan Puskesmas ada "fee" yang dibayarkan di depan.
Kemudian, mereka mendesak Sekda dan pejabat dinas yang terlibat agar dipecat.
Dailami pun langsung memotong orasi para aktivis.
"Dengar dulu, you itu salah. Itu (Penggunaan dana DAK) sudah siap ditender, kemudian lahan bermasalah. Jadi uang (APBD) harus dihabiskan, kalau tidak dikembalikan ke pusat. Kedua, untuk tenaga honorer dan insentif PNS mereka tidak komplain, karena sudah saya panggil," tegas Dailami, dalam video yang beredar, dikutip dari Kompas.com.
Aktivis Nasri kembali membantah statemen Dailam, dan menyebutkan bahwa komplain para tenaga honorer terkait persoalan gaji sudah mencuat di media.
Saat Dailami hendak menjawab hal itu, Nasri beranjak pergi.
Hal itu membuat Dailami bergegas mengejarnya beberapa langkah untuk melanjutkan klarifikasi.
"Sini kamu, saya mendengar aspirasi Anda, jangan Anda emosi," kata Dailami, dalam video berikutnya yang berdurasi 56 detik.
"Sekarang 2.000 honorer tidak lagi bermasalah, cuma kamu yang bermasalah," lanjut Dailami dengan nada tinggi.
Baca: Viral Kisah Pengantin Pria Pakai Infus saat Akad Nikah, Pengantin Wanita: Sakit DBD
Baca: Viral Satpol PP Cekik Leher Warga saat Penertiban PKL, Kasatpol PP: Video Telah Dipotong
Di akhir video, Plt Bupati Bener Meriah dengan Nasri Gayo terlihat melakukan kontak fisik.
Alhasil para ajudan dan sejumlah orang memegang kedua belah pihak untuk mengakhiri perdebatan panas itu.
Terkait beredarnya video debat panas tersebut, Plt Bupati Bener Meriah Dailami membenarkan peristiwa yang terjadi.
Hal itu terjadi saat jam istirahat sidang pembahasan APBK-P di kantor DPRD Kabupaten Bener Meriah.
Dailami mengatakan, awal dari perdebatan itu ketika para aktivis membentangkan spanduk bertuliskan pemecatan Sekda dan Kepala Dinas Pendidikan serta Kesehatan Bener Meriah.