Diketahui, korban adalah Ustaz Armand (43). Ia ditembak setelah melaksanakan salat Magrib.
Seorang dari pelaku itu mengenakan atribut ojek online (ojol).
"Saya maunya polisi cepat tangkap pelaku," ujar Kastuti, istri korban, saat dijumpai Warta Kota di rumah duka, Minggu (19/9/2021).
Ia mengungkapkan pelaku berjumlah dua orang berboncengan naik sepeda motor.
"Satu pelaku yang berjaga di motor pakai seragam ojek online. Jaketnya itu kelihatan masih baru warna hijau," ucapnya.
Ssatu pelaku lainnya mendekati korban. Kemudian, dari arah dekat, Ustaz Armand lantas ditembak di bagian perut.
"Sudah sekitar 4 hari ada orang yang pakai atribut ojek online itu nongkrong di dekat rumah," kata Kastuti.
Awalnya, warga tidak menaruh curiga kepada pelaku tersebut.
Namun, karena adanya kejadian tersebut, warga akhirnya baru tahu ternyata pelaku telah mengintai korban sebelumnya.
"Kami juga enggak kenal sama orangnya, tapi dari kemarin-kemarin ada,"ujar salah satu warga sekitar, mengutip Tribunnews.com.
Baca: Kronologi Penembakan di Dekat Rumah Kepala BIN Budi Gunawan Menurut Saksi Mata
Anak sang ustaz, Alif (15), tampak memegang buku Yasin sembari menunggu jasad ayahnya dari autopsi.
Alif yang masih duduk di bangku kelas 1 SMK ini mengenang sosok sang ayah.
Sebelum Ustaz Armand meninggal, Alif mengaku sempat berebut ponsel dengan sang adik yang paling bungsu yang berusia 7 tahun.
"Kemarin saya mau pakai handphone ayah saya, tapi diambil sama adik," ujar Alif saat ditemui Warta Kota di rumah duka, Minggu (19/9/2021).
Sang ayah pun mendekati Alif, dan ia dirangkul serta diberi uang.
"Saya dikasih uang Rp50.000 sama ayah, biar saya yang mengalah," ucapnya tampak sedih.
Akhirnya, Alif pun mengalah dan merelakan ponsel terebut digunakan sang adik.
"Tapi saat saya dikasih uang itu, ayah pesan jangan bilang ke ibu," kata Alif sambil menangis sendu.
Baca: Anggota DPRD Jadi Tersangka Penembakan, Motif Pelaku Sakit Hati pada Korban yang Dituduh Curi Motor