KPK Tetapkan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono sebagai Tersangka Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono saat meminta maaf kepada Menko Marves Luhut Binjar Pandjaitan karena telah menyebut 'Menteri Penjahit', Senin (23/8/2021). Kabar terbaru, Budhi Sarwono ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa di Pemerintahan Kabupaten Banjarnegara 2017-2018, Jumat (3/9/2021).

Budhi Sarwono terpilih sebagai Bupati Banjarnegara bersama Syamsudin dan didukung oleh koalisi partai Demokrat, Golkar, dan PPP pada pemilihan kepala daerah serentak Februari 2017.

Bersama partai koalisi tersebut, Budhi memperoleh 282.531 suara atau sebesar 54,69 persen.

Kontroversi Bupati Banjarnegara

Budhi Sarwono belum lama ini pernah membuat kontroversi.

Dia menyebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menteri Penjahit.

Ucapannya tersebut kemudian viral di media sosial dalam sebuah video berdurasi 1 menit 26 detik.

Video tersebut direkam saat sesi wawancara di sebuah acara.

Dalam video itu, Budhi menerangkan perkembangan kasus Covid-19 di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Budhi juga menerangkan bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan jaring pengaman sosial (JPS) sebagai kompensasi atas PPKM.

"Pada waktu PPKM Darurat Banjarnegara zona merah. Tapi, setelah ada instruksi Mendagri dan dijabarkan Pak Menteri Penjahit itu, Luhut Penjahit itu saya laksanakan instruksinya," ucap Budhi.

Terakit hal itu, Budhi menyampaikan permohonan maaf kepada Luhut.

Budhi menyampaikan permohonan maafnya melalui akun Instagram resmi Pemkab Banjarnegara, @kabupatenbanjarnegara, yang diunggah pada Senin (23/8/2021).

Sebelum itu Budhi memaparkan hasil tinjauannya perihal vaksinasi massal yang diselenggarakan oleh Badan Intelijen Negara Daerah Jawa Tengah (BIN Jateng).

Di tengah-tengah pemaparannya tersebut, Budhi kemudian meminta maaf kepada Luhut.

"Mohon maaf kemarin saya menyebutkan pak penjahitan, karena saya kurang hafal. Namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca yang jelas dan saya mohon maaf, (yang benar) adalah bapak Menko Marves bapak Luhut Binsar Pandjaitan," ujarnya, seperti dikutip TribunnewsWiki, Selasa (24/8/2021).

"Mohon maaf nih saya karena kurang hafal namanya jadi saya hanya mempersingkat saja yang mudah," imbuhnya.

Budhi Sarwono mengaku bahwa dirinya tidak bermaksut menghina Luhut.

"Saya tidak punya tujuan menghina atau apapun gitu, karena saya, sebisa saya untuk berbicara," kata dia.

"Sekali lagi kami mohon maaf kemarin yang saya sebut Pak Penjahit, Pak Penjahit, karena saya tidak hafal semuanya. Mohon kepada bapak menteri bisa memaafkan saya. Demi Allah Demi Rasulullah saya lahir batin untuk melaksanakan tugas saya," jelasnya.

Selain itu, Budhi juga meminta maaf kepada warga Batak dengan marga Pandjaitan.

Halaman
123


Penulis: Rakli Almughni
Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer