Pasalnya jika tak di-plan dengan baik, maka vaksinasi yang berpotensi melanggar prokes bisa terulang lagi.
"Ini penyelenggara nya memang cacat management, kalo ga bisa mending nunjuk yg biasa ngerjain event atau minimal berdiskusi sa mereka, aneh deh, masa pemikiran simple simple ke gitu aja ga kepikiran sih, dan bukan masalah jawa atau luar jawa, ini panitia yg ga faham bikin event,"
Baca: Viral Influencer Diduga Terima Vaksin Dosis ke-3, IDI dan Satgas Covid-19 : Seharusnya Nakes Dulu
Baca: Vaksin Pfizer
Program vaksinasi Covid-19 dinilai sudah mulai berjalan dengan baik.
Banyak masyarakat antusias mendapatkan vaksin Covid-19.
Namun banyaknya permintaan dari masyarakat, pemerintah disebut mulai kehabisan stok vaksin.
Diketahui, sejumlah daerah di Indonesia mulai mengeluhkan kurangnya stok vaksin untuk masyarakat.
Hal ini tentu saja akan berimbas pada upaya percepatan vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan mencapai lebih dari 180 juta dosis pada akhir 2021.
Di Sumatera Selatan, misalnya, hanya mendapatkan 1,6 juta dosis vaksin sejak Januari hingga Juli 2021 dan kini hanya menyisakan 100.000 dosis untuk tahap kedua.
Keluhan yang sama juga dilontarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar mengatakan, suntikan vaksin dosis pertama di Jawa Tengah baru sebesar 16,16 persen dan dosis kedua 8,28 persen.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, fokus vaksinasi Covid-19 saat ini adalah 50 persen Jawa-Bali.
"Karena tingginya laju penularan di sana, sisanya dibagi ke non-Jawa dan Bali," kata Nadia.
Berbicara mengenai stok vaksin Covid-19 yang habis di sejumlah daerah, Nadia mengungkapkan, vaksinasi yang dilakukan saat ini berdasarkan jumlah vaksin yang diterima dari produsen luar negeri sampai Desember 2021.
Dengan demikian, semua daerah tidak bisa mendapatkan vaksin pada waktu bersamaan.
Baca: Viral Influencer Disebut Dapat Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga, DPRD DKI Duga Ini Hoaks
Baca: Vaksin Moderna