Biden dan mengatakan pemerintah AS dan Rusia akan menindaklanjuti sejumlah kasus kejahatan siber.
Baca: Peretas Lakukan Serangan Siber Berskala Besar terhadap Dua Lembaga Penting di Iran
3. Senjata nuklir
Biden dan Putin memerintahkan diplomat mereka untuk memulai fase baru pengendalian senjata.
Akan ada serangkaian dialog yang bertujuan mengurangi risiko perang di antara dua negara dengan kekuatan nuklir terbesar itu.
Belum ada pengumunan mengenai kapan pembicaraan ini akan dimulai.
Pembicaraan ini juga akan mencari cara untuk menghindari hal-hal tak disengaja yang bisa memicu perang.
Sebelumnya, segera setelah Biden menjabat sebagai presiden, dia dan Putin setuju untuk memperpanjang perjanjian New START yang membatasi senjata nuklir berdaya jangkau luas.
Biden dan Putin berdiskusi tentang dua warga Amerika, Paul Whelan dan Trevor Reed, yang ditahan di Rusia.
Putin telah memberikan kemungkinan adanya pembicaraan dengan AS mengenai pertukaran tawanan.
Dia mengatakan diskusi mengenai ini akan berlanjut. Biden mengatakan dia juga akan menindaklanjutinya.
AS kini menawan dua warga Rusia bernama Viktor Bout, seorang pedagang senjata, dan Konstantin Yaronshenko, seorang pilot yang yang ditahan karena terlibat dalam konspirasi penyelundupan kokain di AS.
Baca: Pyongyang Geram Joe Biden Anggap Nuklir Korut sebagai Ancaman: Amerika Serikat Akan Menyesal
Biden mengatakan dia akan terus mengungkapkan keprihatinannya mengenai hak asasi manusia karena itu adalah prinsip dasar yang diperjuangkan oleh AS.
Dalam pertemuan itu dia mengatakan tidak bisa menjadi Presiden AS sambil mengabaikan isu hak asasi manusia.
Biden menyinggung kasus pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, yang menjadi lawan Putin.
Navalny ditangkap pada bulan Januari setelah kembali dari Jerman.
Sebelumnya, dia keracunan dan mengatakan hal ini merupakan perbuatan Kremlin.
Biden menekan Putin untuk menghentikan usaha penutupan rute bantuan kemanusiaan internasional di Suriah.