Kim Jong Un Ancam Eksekusi Mati Warganya yang Tonton K-Pop, Hukuman Paling Ringan Penjara 15 Tahun

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ini diambil pada 9 Februari 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 10 Februari memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat rapat Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja Korea (WPK) di Korea Utara. Sudah ratusan ribu warga Korea Utara yang berhasil membelot ke Korea Selatan.

"Setelah pemeriksaan pendahuluan pada awal April, pihak berwenang mengirim para remaja ke kamp kerja paksa untuk pendidikan ulang," demikian keterangan sumber soal penangkapan tiga remaja itu, dikutip dari Daily NK, Rabu (6/5/2021).

Bahkan, keluarga ketiga remaja tersebut juga diasingkan pemerintah ke wilayah lain.

Sumber tersebut juga mengatakan, teman sekelas yang merupakan putra dari pemimpin unit masyarakat, memergoki tiga siswa tersebut pada awal Maret Lalu.

Ketiganya memotong rambut mirip dengan idol asal Korea Selatan, kemudian memakai celana hanya sampai di atas pergelangan kaki.

Mereka juga menyanyikan lagu K-Pop berjudul 'Man' oleh Na Hoon-a.

Alhasil, para siswa tersebut dilaporkan ke Kementerian Keamanan Negara.

Kementerian Keamanan Negara langsung bergerak dan mengamankan ketiga ABG.

Mereka kemudian diperiksa dan dikirim ke kamp pendidikan ulang pada 3 April lalu.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat berada di perbatasan tempat rute yang sering dipakai pembelot menyeberang ke Korea Selatan. (REUTERS VIA DAILY STAR)

Otoritas setempat juga mengusir orang tua siswa ke Kabupaten Changsong di Provinsi Pyongan Utara lantaran dianggap lali dan membiarkan anaknya mengikuti budaya Korea Selatan.

Sejak kejadian itu, pejabat lokal menggelar pembicaraan kepada pengajar dan warga setempat untuk membahas masuknya budaya imperialis serta propaganda musuh.

"Kaum imperialis yang licik cemburu bahwa kita (orang Korea Utara) menjalani kehidupan yang lebih baik karena kita menjunjung tinggi nilai-nilai sosialis kita."

"Jadi mereka dengan kejam mencoba menggunakan media kapitalis mereka untuk memanipulasi kaum muda kita yang mudah dipengaruhi karena mereka masih tumbuh."

Pejabat setempat juga memberikan peringatan keras bahwa berapapun usia siswa itu akan diberi hukuman berat apabila melanggar aturan tersebut.

Sementara, orang tua yang tidak bisa mengontrol anak-anaknya akan diasingkan.

Kementerian Keamanan Negara dan Kementerian Jaminan Sosial melakukan inspeksi ke rumah warga setelah kasus tiga remaja itu.

Mereka melakukan pemeriksaan perangkat elektronik lama dan baru milik warga untuk memastikan tidak ada tontonan dari luar Korea Utara.

Pada Maret lalu, empat warga Korea Utara dieksekusi di depan umum di Pyongyang karena kedapatan mendistribusikan materi video ilegal.

Keempat orang tersebut terdiri dari tiga pria dan satu wanita.

Mereka dieksekusi regu tembak di depan warga setempat dan inminban (pengawas lingkungan) di Lapangan Tembak Daewon-ri di Distrik Sadong, Pyongyang.

Semuanya adalah warga Hadang-dong, daerah di Distrik Hyongjae, Pyongyang.

Mereka dituduh menyimpan film, acara hiburan, dan program musik Korea Selatan dalam sebuah kartu SD dan mendistribusikannya ke seluruh negeri.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas)

SIMAK ARTIKEL SEPUTAR KOREA UTARA DI SINI



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer