Profil Romantic Echoes, Proyek Solo dari J. Alfredo yang Merupakan Vokalis Pijar Band 

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Romantic Echoes merupakan proyek solo dari vokalis Pijar, J. Alfredo.

Namun di tahun 2019, ia mengumumkan membentuk proyek solo bernama Romantic Echoes.

Dalam konferensi pers virtual JOOX #KataHati Jagoan Lokal, Rabu (27/1/2021), J Alfredo bercerita mengenai asal mula terbentuknya Romantic Echoes sebagai proyek solo dirinya di luar Pijar.

Mulanya ia mengaku jika Romantic Echoes sengaja ia sembunyikan dari anggota band Pijar.

Pasalnya sebagai Romantic Echoes, lagu yang dibawanya sangatlah romantis dan terkesan 'menye'.

"Romantic Echoes sebenarnya, awalnya project yang gue sembunyiin dari anak-anak (personel Pijar) karena itu sebenernya lagu-lagunya, lagu-lagu menye, untuk tidur dan nyantai. Sedangkan Pijar kan lagunya aneh-aneh, ada yang soal fantasi, seks, macam-macam lah," terang J Alfredo.

"Romantic Echoes gue lebih kayak romansa lah. Nggak cuman tentang antar pasangan, ke tumbuhan atau ke binatang atau semacamnya," jelas dia lagi.

Romantic Echoes

Arti nama Romantic Echoes

Setelah itu, Jakjek pun menceritakan munculnya nama Romantic Echoes.

Ia mengatakan jika ia sangat suka nama tersebut.

"Gue nggak tahu sih, dari dulu gue suka banget nama itu. Gue kayak benar-benar ini suatu saat bakal gue pakai sebagai nama sih. Sampai bisa dibilang gue bikin solo, ya sudah nama ini gue pakai,"

Nama Romantic Echoes, lanjutnya, tidak ada kaitan dengan lagu bertema cinta yang dibuatnya.

Dirinya mengartikan nama tersebut sebagai suatu gema bahwa orang-orang yang berada di sekitarnya akan senang dan memiliki mood yang bagus soal cinta.

Baca: Pamungkas Minta Maaf Terkait Desain Cover Album Solipism 2.0 yang Mengambil Karya Ilustrator Prancis

Baca: Minta Maaf soal Desain Cover Solipisism 2.0, Pamungkas Sebut Akhirnya sudah Izin ke Ilustrator Asli

Karirnya sebagai musisi, bermula saat dirinya masih ada di bangku sekolah saat di Medan.

Kala itu, ia membentuk band rock, tapi masih merasa belum bisa menyalurkan egonya secara total.

Dirinya pun mempunyai impian untuk membuat lagu yang bisa dinyanyikan orang.

Dari situ, ia pun membentuk band Pijar.

Seiring berjalannya waktu, ternyata ego dan eksplorasi musiknya yang ada di Pijar belum cukup.

Meski demikian, Jek tidak ngoyo meramu musik yang sesuai dengan keinginannya.

Secara perlahan, ia melakukan riset dengan mendalami musik yang ia suka, seperti pop, rock, dan klasik.

Selain itu, Jek mengaku dalam pikirannya kerap muncul notasi-notasi yang bisa dijadikan sebuah lagu.

Halaman
123


Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer