Dika mengikuti gerakan silat yang ditayangkan di televisi. Ibu datang dan bertepuk tangan memberi pujian.
Dika tertarik menjadi pendekar silat seperti Salman yang ada di cerita berjudul “Ayo, Berlatih Silat!”.
Dika ingin memiliki ilmu bela diri yang bisa menjaga dirinya dan menjaga Ibu dari orang jahat.
Di segmen dua, Ibu sedang membuat laporan keuangan untuk kudapan arisan, dan menghitung jumlah pesanan.
Dika juga sedang mengulang kembali pelajaran berhitung yang terdiri atas penjumlahan dan pengurangan.
Dika lalu mengajak teman-teman untuk mengingat kembali pelajaran penjumlahan dan pengurangan, seperti yang dilakukan kedua temannya, Kadita dan Wira.
Dimas dan Melki mempelajari keberhasilan dalam pelajaran, khususnya dalam membaca, menulis, dan berhitung.
Mereka membaca cerita “Puisi Pertama Delpi”, lalu menjelaskan tentang pemahaman mereka terhadap cerita tersebut dengan kata-kata mereka sendiri.
Kemudian Pak Rizal menjelaskan tentang piktograf, yaitu informasi dalam bentuk gambar atau simbol.
Dimas dan Melki harus membuat piktograf tentang berapa sering mereka melakukan latihan matematika selama seminggu.
Mereka memakai kerikil dan ranting-ranting untuk membuat simbol penjumlahan, pengurangan, dan perkalian.
Sebelum program berakhir, Delpi menempelkan karya terbaiknya pada selembar karton untuk Proyek Akhir Minggu.
Dodi senang karena baru mengerjakan tugas sekolahnya sendiri.
Kak Rara mengatakan, ada banyak hal yang bisa dilakukan secara mandiri seperti membaca, menulis dan menghitung.
Setelah itu, mereka membaca cerita berjudul “Ayo, Berlatih Silat!”.
Shinta mendapatkan beberapa kosakata baru dari bacaan itu, yaitu Silat, Berlatih, Kuda-kuda, Aksi, Kokoh, lalu membuat kalimat dari kosakata tersebut.
Selanjutnya Dodi dan Shinta mengulang kembali diagram batang.