Tokoh senior Hamas mengklaim kemenangan pada Jumat (21/5/2021), setelah adanya gencatan senjata Israel Hamas.
"Ini adalah euforia kemenangan," kata senior kedua dari biro politik Hamas di Jalur Gaza, Khalil Al Hayya, dalam pidatonya di hadapan ribuan orang yang merayakan, dikutip dari AFP.
Khalil Al Hayya berjanji akan membangun kembali rumah-rumah yang hancur akibat serangan udara Israel.
Seperti diberitakan, gencatan senjata yang ditengahi Mesir ini juga menyasar pada kelompok bersenjata terkuat kedua di Gaza, yaitu Islamic Jihad.
Gencatan senjata Israel Hamas disepakati pada Kamis (20/5/2021) dan berlaku sejak Jumat dini hari.
Hal tersebut muncul setelah desakan dunia untuk menghentikan pertumpahan darah yang berlangsung sejak awal Mei tersebut.
Tercatat, serangan Israel di Gaza sejak 10 Mei menewaskan 232 warga Palestina termasuk 65 anak-anak dan milisi.
Kemudian, 1.900 orang lainnya mengalami luka-luka menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Gaza juga rusak parah, puing-puing berserakan dengan sekitar 120.000 orang mengungsi.
Berdasarkan klaim tentara Israel, Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Gaza menembakkan lebih dari 4.300 roket selama konflik Palestina dan Israel.
Namun mayoritas roket itu dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.
Serangan roket-roket itu menewaskan 12 orang di Israel, termasuk dua anak dan seorang tentara, satu warga India, dan dua warga Thailand.
Konflik Israel Palestina memanas sejak Hamas menembakkan roket ke arah Yerusalem, tak lama dari bentrokan antara polisi dengan demonstran di kompleks Masjid Al Aqsa.
Israel kemudian melakukan serangan udara yang disebut menargetkan ratusan sasaran militer di Gaza, dan menewaskan puluhan komandan milisi.
Bentrokan kembali pecah di kompleks Masjid Al-Aqsa, melibatkan aparat Israel dengan warga Palestina, belum lama ini.
Serangan di Masjid Al-Aqsa dipicu upaya para pemukim Yahudi selama bertahun-tahun untuk merebut rumah-rumah Palestina di dekatnya.
Dikutip dari AFP, Senin (10/5/2021), berikut adalah kronologi lengkap bentrokan tersebut.