Pedagang tersbut tak terima saat petugas meminta dia dan rekan lainnya membubarkan diri.
Terlihat pedagang itu mengenakan hijab biru dengan sarung hijau.
Video berdurasi 30 detik yang diunggah akun Instagram @ndorobeii dan @tante_rempong terlihat ibu pedagang itu dan para pedagang lain diminta bubar petugas saat berjualan di Pantai Kuta, Lombok.
Pembubaran itu bertujuan untuk mencegah kerumunan dan penyebaran virus covid-19.
Baca: BUMN Nindya Karya Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 hingga S1, Ini Kualifikasi yang Dibutuhkan
Baca: Sopir Taksi Online yang Kena 10 Tembakan Sempat Ajak 4 Begal Berduel, Pelaku Malah Kabur ke Hutan
Seorang polisi yang terlihat menggunakan pengeras suara meminta para pedagang di pantai tersebut untuk pulang.
Sayangnya, imbauan petugas tidak digubrisnya.
Ibu itu menyampaikan kalimat panjang dalam bahasa Inggris sembari mendekati polisi dan menantang untuk difoto.
"Saya ndak pulang, dnak," kata ibu itu sambil melambaikan tangan kepada polisi.
Pedagang itu bernama Riam atau sering disapa Inaq Unggul (Ibu Unggul), seorang warga Desa Kuta, Lombok Tengah.
Baca: Rizieq Shihab Kena Tegur Majelis Hakim Gara-gara Pakai Syal Indonesia-Palestina di Ruang Sidang
Baca: Sopir Taksi Dibegal 4 Penumpang, Ditembak 10 Kali dengan Airsoft Gun, Pelaku Justru Panik dan Kabur
Aksi ibu itu menjadi buah bibir warganet karena berdebat dengan polisi menggunakan bahasa Inggris.
Ia mengatakan kejadian itu terjadi saat dirinya dan sejumlah rekan berjualan di Pantai Kuta, Lombok, pada Minggu (16/5/2021).
Aksi berdebat dengan bahasa Inggris itu terpaksa dilakukannya karena kesal diusir petugas.
Padahal, ia berharap bisa mengais rezeki dari para pengunjung pantai pada libur Lebaran.
Baca: Waspada Penipuan Berkedok Donasi Palestina, Umi Pipik Nyaris Jadi Korban : Masih Ada yang Tega
Baca: Huawei Y9
"Bagaimana saya pulang, tidak ada untuk beli beras, sawah ndak ada, gunung ndak ada, apa kita untuk makan," kata Inaq Unggul, Rabu (19/5/2021).
Unggul sudah lebih dari 10 tahun berjualan di Kuta Mandalika.
Ia menjajakan dagangan seperti mi instan, nasi bungkus, kopi, dan beberapa minuman serta makanan ringan.
"Saya sudah lama jualan di pinggir pantai, terus diusir kita sekarang, bagaimana untuk penghidupannya kita," kata Unggul.