Idul Fitri merupakan hari raya umat Islam yang jatuh pada 1 Syawal kalender Hijriyah.
Menurut Ensiklopedia Islam, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk pertama kalinya dirayakan umat Islam selepas Perang Badar pada 17 Ramadhan Tahun ke-2 Hijiriyah.
Saat Perang Badar umat Islam meraih kemenangan mutlak.
Pasukan yang hanya berjumlah 319 berhasil memporak-porandakan pasukan kafir Quraisy yang jumlahnya sebanyak 1.000.
Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW dan umat Islam merayakan dua kemenangan sekaligus.
Pertama, bisa mumukul mundur pasukan kafir Quraisy, dan yang kedua yakni bisa menaklukan hawa nafsu setelah satu bulan lamanya berpuasa.
Dari sinilah lahirnya ungkapan “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang lengkapnya ungkapan doa kaum Muslim saat itu: Allahummaj ‘alna minal ‘aidin walfaizin — Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali (dari Perang Badar) dan mendapatkan kemenangan.
Sebagai informasi, Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan, Idul Fitri tahun 2021 bertepatan dengan 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021.
Artinya, mulai Rabu (12/5/2021) sore hari ini, umat Islam mulai mengumandangkan takbir alias takbiran.
Dalam menyambut Idul Fitri, umat Islam disunnahkan menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, dan tahlil menyeru keagungan Allah SWT.
Adapun waktu pelaksanaan takbir mulai dari tenggelamnya matahari di akhir Ramadhan hingga jelang dilaksanakannya shalat Idul Fitri.
Artinya, setelah shalat Maghrib nanti malam, umat Islam disunnahkan membaca takbir, tahmid, dan tahlil hingga esok hari.
Lantas, bagaimana lafal takbir di malam takbiran/Idul Fitri 2021?
Mengutip fatwatarjih.or.id, Pusat Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamar Tarjih XX memutuskan lafadz takbir sebagai berikut:
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Allahuakbar, allahuakbar, lailahaillallahuallahuakbar
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar."
Lafadz tersebut berdasarkan riwayat Salman.
Sementara lafadz takbir Idul Fitri seperti disandarkan kepada Ibn Mas'ud, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib di antaranya sebagai berikut, mengutip dari muhammadiyah.or.id.