Atalarik Syach masih kekeuh tak melepaskan anak-anaknya kepada Tsania Marwa.
Melalui Instagramnya, aktor tersebut meluapkan perasaan dan kejadian saat mantan istrinya itu gagal menjemput anak-anaknya.
Ia sangat menyayangkan penjemputan paksa yang dilakukan pihak Tsania Marwa.
Diketahui, Tsania Marwa memenangkan hak asuh untuk kedua anaknya.
Usaha penjemputan dilakukan pada Kamis (29/4/2021) bersama pihak KPAI hingga Pengadilan Agama Cibinong.
Baca: Berlinang Air Mata, Tsania Marwa Masih Gagal Jemput Anak-anaknya dari Atalarik Syah
Baca: Daniel Mardhany Tersandung Kasus Narkoba, Polisi Segera Periksa Personil Deadsquad Lainnya
Mereka berada di rumah Atalarik Syah yang berada di Cibinong, Kabupaten Bogor sejak pagi hingga siang hari.
Terlebih Tsania membawa rombongan dari Pengadilan Agama Cibinong, KPAI hingga Polisi.
Hal tersebut menurut Atalarik justru membuat anak-anaknya ketakutan.
“Sedih dan miris hari saya membayangkan anak-anak saya akan dieksekusi.
Selain istilah yang tak lazim karena lebih tepat diperuntukkan kepada benda daripada manusia,” tulis Atalarik Syach melalui akun Instagram @ariksyach pada Senin (3/5/2021).
Menurut Atalarik, tindakan Pengadilan Agama Cibinong dalam melaksanakan eksesusi terhadap anak seharusnya dapat dibedakan.
Adanya rombongan Polisi dan PROVOS justru membuat kericuhan dan kerusuhan.
Baca: Candi Borobudur Dibangun Manual Selama 50 Tahun, Jutaan Ton Batu Bisa Tersusun Kokoh dan Simetris
Baca: Disebut Mengolok-olok Krisis Covid-19 di India, Akun Media Sosial Pemerintah China Banjir Kecaman
Anak-anak Atalarik Syach itu sudah berteriak untuk menolak ikut dengan Tsania Marwa, yang tak lain ialah ibu kandungnya.
“Ketegangan dan keresahan anak-anak saya yang mendapatkan tindakan esksekusi hamper 6 jam, tanpa mempedulikan pengaruh psikologis terhadap anak-anak saya yang berusia 8 tahun dan 5 tahun,” lanjutnya.
Aktor berusia 47 tahun itu meyanyangkan tindakan Pengadilan Agama Cibinong yang melakukan penjemputan di bulan Ramadhan.
Atalarik sebelumnya pernah menyarankan untuk melakukan penjemputan setelah Ramadhan.
“Saya anggap terlalu memaksakan tnpa menunjukkan alasan-alasan yang dibenarkan dalam ajaran Islam bagi orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa bulan suci Ramadhan.