Pyongyang Geram Joe Biden Anggap Nuklir Korut sebagai Ancaman: Amerika Serikat Akan Menyesal

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ini diambil pada 8 Februari 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 9 Februari menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri hari pertama rapat paripurna ke-2 Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja dari Korea (WPK) di Korea Utara. Hubungan bilateral antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat kembali memanas dipicu dengan adanya kesalahpahaman pidato Joe Biden dan Ned Price.

Ned Price dikatakan menyebut bahwa Korea Utara adalah 'negara paling represif dan totaliter di dunia'.

Price mengatakan bahwa Korea Utara saat ini memperketat perbatasan negara untuk mencegah pandemi Covid-19.

Namun, menurut Price, sebenarnya itu adalah dalih Korea Utara untuk mencegah warganya melakukan pembelotan.

"Ini menjadi tanda nyata bahwa mereka (AS) bersiap untuk bertarung habis-habisan dengan Korea Utara, ini juga menjadi jawaban jelas tentang bagaimana kami (Korea Utara) harus 'mendekati' pemerintahan AS era Biden," tegas pihak Kemenlu Korea Utara.

"Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengecam keras provokasi dari AS sebagai manifestasi nyata atas kebijakan yang tidak bersahabat dan telah mencoreng citra serta kedaulatan Korea Utara," lanjutnya.

Korea Utara kembali memperingatkan bahwa AS pasti akan menyesal karena telah meremehkan dan menentang peringatan mereka.

Dari kiri ke kanan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In. Ketiga pemimpin negara tersebut tengah berdialog di area Panmunjom atau Zona Demiliterisasi (DMZ) Korea Utara-Korea Selatan pada Minggu, (30/30/6/2019). (Official White House/Shealah Craighead)

Tanggapan Korea Selatan atas permasalahan AS - Korea Utara

Di sisi lain, pihak Kementerian Luar Negeri Korea Selatan memberi tanggapan positif atas permasalahan tersebut.

Permasalahan tersebut dianggap sebagai pengingat bahwa Seoul dan Washington harus segera melakukan perundingan denuklirisasi yang sebelumnya sempat macet.

"Di bawah koordinasi erat antara Korea Selatan - AS, pemerintah akan berusaha untuk segera melanjutkan upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea dan membangun perdamaian abadi dengan dimulainya kembali dialog antara Korea Utara dengan AS," terang pihak Kemenlu Korea Selatan.

Baca: Meski Banyak Rakyat Korut yang Hidup Miskin, Kim Jong Un dan Ri Sol Ju Hidup Mewah: Punya 17 Istana

Baca: Korut Ancam Batalkan Perjanjian karena Pamflet Propaganda, Korsel: Kami Diam saat Mereka Uji Nuklir

Baca: Jika Kim Yo Jong Jadi Pemimpin Korea Utara, Pakar Militer Khawatir Bisa Lebih Kejam dari Kim Jong Un

Simak topik selengkapnya tentang Korea Utara di sini.

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)



Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer