Link Nonton Gratis One Piece 972 Sub Indo: Akhir Kisah Kozuki Oden & Lolosnya 9 Sarung Pedang Merah

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kozuki Oden alam anime One Piece

One Piece telah mengunjungi perang besar yang terjadi di era Oden.

Mereka bertanya-tanya mengapa Oden terus mempermalukan dirinya sendiri.

Anak-anak ibu kota ingin berdansa dengan Oden, tetapi orang tua mereka melarang mereka.

Mereka mulai memanggilnya raja Kuri yang konyol.

Baca: Bocoran One Piece Chapter 1012: Big Mom Akan Berkhianat dari Kaido gara-gara Sup Kacang Merah

Baca: Link Nonton Gratis One Piece Episode 971 Sub Indo, Spoiler: Oden Menari Telanjang di Negeri Wano

Yasuei menerima berita itu dan bertanya-tanya apa yang terjadi di Ibukota Bunga.

Yasuie mengatakan itu pujian menyebut Oden seorang raja.

Sementara itu, Oden berbicara dengan Kinemon dan yang lainnya jika tidak apa-apa untuk melayaninya sebagai pengikutnya.

Mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak akan meninggalkannya sendirian dan mereka akan terus melayaninya.

Sebelumnya di One Piece Episode 971

Kawamatsu menjelaskan bukan hal baru bagi mereka melihat Oden menari telanjang.

Dia berkata mereka sudah terbiasa, dan mereka tidak malu memutuskan untuk meninggalkan Oden dan keluarganya.

Oden berkomentar bahwa dia akan terus mengerjakan tariannya.

Tidak ada yang bertanya mengapa dia terus menari telanjang, dan dia tidak pernah menjelaskan kepada mereka mengapa.

Raizo dan Kinemon adalah orang-orang yang mengkhawatirkan Oden; para mink menyemangati dia untuk menjaga kastil Kuri tetap hidup.

Di pagi hari, Oden keluar dan menari di tengah Flower Capital.

Kozuki Oden di One Piece (Otakukart)

Samurai berkomentar bahwa Oden bodoh seperti putranya Momonosuke yang merupakan ahli waris. Penduduk desa menertawakan Oden.

Tapi Oden tidak keberatan karena dia menari telanjang untuk melindungi mereka.

Sore hari, Oden duduk di istananya sementara Momonosuke dan Hiyori bermain-main.

Dia menyadari bahwa dia akhirnya menjadikan keluarganya sasaran cemoohan.

Hiyori dan Momo memeluk ayah mereka dan mengatakan kepadanya bahwa mereka menyukai tariannya.

Halaman
1234


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer