Agneli yang sebelumnya sangat yakin dengan berlangsungnya ESL kini menjadi gusar setelah gelombang protes terhadap ESL terjadi.
Sepertinya rencana untuk terbentuknya European Super League akan segera berakhir.
6 Klub tersisa yang tergabung dalam ESL sepertinya juga akan undur diri dari rencana tersebut.
Wacana pembentukan ESL muncul ke permukaan pada 18 April lalu begitu menggemparkan dan tim yang terlibat dalam rencana tersebut nampak begitu serius dan solid.
Namun hanya berselang dua hari, kini ESL seperti hanya akan menjadi rencana yang tak akan terealisasi.
ESL dituding hanya akan menguntungkan tim-tim besar Eropa dan akan membuat tim-tim kecil menjadi tidak dapat bersaing dengan tim-tim mereka.
ESL juga banyak ditentang karena dituding hanya soal bisnis dan uang semata.
Sebenarnya apa yang melandasi ke-12 Klub tersebut untuk membuat ajang European Super League.
Berdasarkan SwissRamble, para peserta European Super League mengalamai kerugian hingga 1,2 miliar poundsterling pada musim 2019/2020.
Baca: Liga Champions: Singkirkan Liverpool, Real Madrid Ditunggu Chelsea di Semifinal
Hal tersebut karena dampak dari pandemi yang membuat klub tidak mendapat pemasukan dari tiket pertandingan, pendapatan marchandise menurun dll.
Pendapatan dari pertandingan yang dijalani oleh tiap tim bisa dibilang tidak sedikit.
Liverpool misalnya selama satu musim bisa mendapatkan 84 juta pounds hanya dari pertandingan kandang yang dijalani.
Akibat pandemi membuat pendapatan dari tiap matchday yang dijalani tidak ada dan membuat tim-tim besar Eropa menyetujui pembentukan ESL.
Baca berita seputar European Super League lainnya DISINI