Bocah 14 Tahun Jadi Korban Pengeroyokan hingga Gegar Otak, Ternyata Salah Sasaran

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pengeroyokan

Orangtua merasa janggal

AS merasa ada kejanggalan melihat kondisi kelima anak itu terbaring tak sadarkan diri, dengan alasan menjadi korban kecelakaan kendaraan di jalan raya.

Dalam hati kecilnya, AS meragukan penyebab kondisi itu karena kecelakaan.

"Kalau memang anaknya jadi korban kecelakaan, kok temannya juga ikut tidak sadar semua, bagaimana kecelakaannya terjadi?" kata AS.

Ilustrasi pengeroyokan (LADBIBLE)

Dalam perawatan, A terpaksa harus dirujuk ke RSUD dr R Koesma Tuban, lantaran mengalami luka serius di bagian kepala.

Setibanya di RSUD dr R Koesma Tuban sekitar pukul 17.30 WIB, A langsung mendapatkan penanganan medis dan pelayanan oleh petugas Instalasi Gawat Darurat.

"Ketika nyampek di RSUD anak saya langsung ditangani, diperiksa semua termasuk foto scan kepala dan badannya," kata AS.

Berdasakan pemeriksaan, A mengalami gegar otak dengan 5 titik luka retak pada bagian kepala.

Kesulitan biaya yang mahal Sebelum tindakan operasi dilakukan oleh pihak rumah sakit, AS terlebih dahulu harus membuat surat pernyataan terkait kesanggupan biaya operasi secara mandiri yang berkisar Rp 10 juta hingga Rp 80 juta.

Saat itu, pikiran AS bertambah stres dan bingung saat dirinya harus menyediakan uang biaya operasi yang tak sebanding dengan penghasilannya selama ini.

Setelah operasi selesai, AS mendapatkan informasi bahwa rincian biaya operasi mencapai Rp 45 juta, belum termasuk biaya rawat inapnya.

"Karena kepingin anak segera sembuh dan tidak punya uang sebanyak itu, istri saya akhirnya saya suruh pulang untuk mencari pinjaman uang dulu di kampung," tutur AS.

Usai menjalani operasi, A sempat menangis keras dan mengerang memberontak tanpa sadar, hingga tubuhnya harus diikat tali sebanyak 8 simpul di ranjang.

Selama 5 hari mendapatkan perawatan di RSUD dr R Koesma Tuban, kondisi A akhirnya membaik dan diizinkan untuk pulang ke rumah.

Tetapi, sebelumnya pihak keluarga harus melunasi biaya tindakan medis selama perawatan.

Baca: Viral Rekaman CCTV Pengeroyokan Anggota TNI oleh Bos Preman dan 11 Temannya, Pelaku Diburu Intel

Baca: Viral 3 Motor Debt Collector di Tasikmalaya Dibuang Warga di Sungai, Kesal Sering Dicegat di Jalan

Saat hendak mengurus administrasi, AS baru mengetahui bahwa ternyata semua biaya operasi dan tindakan medis selama perawatan sudah ditanggung oleh Dinas Sosial dan Perlindungan Perempuan dan Anak (Dinsos PPA) Kabupaten Tuban.

"Alhamdulillah, saat mau pulang, semua biaya pengobatan anak saya ditanggung oleh Dinas Sosial Tuban," ujar AS.

Penyebab gegar otak terungkap

Sambil menunggu mencari pinjaman uang dan menunggu kondisi sang anak pulih pasca menjalani operasi, keluarga AS berusaha mencari tahu kejadian sebenarnya yang menimpa A dan sejumlah temannya.

Termasuk menanyakan kepada para temannya yang masih selamat, maupun yang lainnya terkait peristiwa yang sebenarnya.

Halaman
123


Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer