Pendapat pertama menyebut bahwa berhentinya kereta disebabkan karena kereta tidak mampu menarik gerbong barang yang kelebihan muatan.
Sementara pendapat yang kedua menyebut kereta berhenti karena menunggu kereta lain yang turun dari arah berlawanan.
Namun kedua pendapat ini bersepakat bahwa selama 30 menit lebih, kereta barang tersebut diam tak berjalan di tengah-tengah terowongan.
Meskipun berhentinya kereta tak membahayakan penumpang, namun material batubara kualitas rendah yang digunakan bahan bakar kereta menghasilkan kelebihan karbon monoksida.
Karbon monoksida merupakan zat yang tidak berbau namun beracun.
Akibat kelebihan karbon monoksida, sekitar 520 orang penumpang kereta mengalami sesak napas dan meninggal dunia saat duduk di dalam kereta.
Pemerintah Italia dinilai diam dan terkesan menutupi insiden mematikan ini.
Di tengah kecamuk perang yang intens, pemerintah Italia dinilai menutupi dan hampir tak melaporkan kejadian tersebut.
Insiden ini merupakan salah satu bencana kereta api yang terburuk dan yang paling tak biasa selama abad ke-20.
Kejadian di Italia ini terjadi dua bulan setelah insiden serupa terjadi di Spanyol, di mana kereta berhenti di terowongan Torro yang juga menewaskan sekitar 500 orang.
Baca lengkap soal Mesir di sini
Baca lengkap soal kereta api di sini