Soal permintaan dari DPR untuk memanggil Dubes Desra Percaya guna memberikan penjelasan, Zainudin menyerahkan hal itu kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
“Kalau itu urusan Kemenlu. Pasti mereka ada ukuran diplomatic yang menyebabkan seseorang Dubes dipanggil atau dimintai informasi dan sebagainya,” ucap Zainudin.
"Silakan saja Kemenlu dan pasti Dubes kita di London sudah memberikan informasi kepada Ibu Menlu. Saya serahkan kebijakan luar negeri dari ibu Menteri,” pungkasnya.
Zainudin juga bakal berkomunikasi dengan Agung Firman Sampurna.
“Nanti juga akan saya komunikasi dengan PBSI. Saya akan tanya Pak Agung gimana upaya-upayanya," kata Zainudin.
"Poin saya adalah kalau dilihat dari informasi sementara dari kejadian seperti ini bahwa kita sangat dirugikan. Oleh karena itu, saya sampaikan sikap. Saya menyayangkan dan prihatin atas apa yang dialami oleh tim kita dan tentu ini tidak boleh terulang lagi,” terang Zainudin.
Politisi asal Golkar itu bakal meminta kepada Desra Percaya dan PBSI mengungkapkan hal sebenarnya.
Begitu juga PBSI agar meminta penjelasan dari federasi badminton dunia (BWF), federasi badminton Asia dan federasi badminton Inggris.
Zainudin juga meminta kepada Anto Subowo yang jadi Presiden Badminton Asia untuk turut membantu menyelesaikan permasalahan ini.
“Kami harus memastikan kejadian sebenarnya apa dan kepada duta besar saya akan tanya dan tentu teman-teman dari PBSI daya akan dorong juga untuk berkomunikasi dengan BWF baik yang internasional maupun yang Asia,” ucap Zainudin.
“Apalagi ketua atau BWF Asia itu mas Anton Subowo orang kita. Jadi, seharusnya beliau bisa membantu meng-clearkan ini. Jangan hal ini terulang kembali, karena bulu tangkis ini ada di dalam desain besar olahraga kita. Kita tempatkan dalam 14 cabor unggulan kita dan bulu tangkis ini di rangking pertama,” pungkasnya.
Sementara itu, Agung menjelaskan bahwa permasalahan dipaksa mundurnya tim bulu tangkis dari All England 2021 bukanlah kesalahan federasi bulu tangkis dunia, BWF.
Menurutnya, keputusan tim Indonesia tak bisa bermain adalah murni dari aturan National Health Service (NHS) Inggris yang melihat tim Indonesia satu pesawat dengan penumpang lainnya yang positif Covid-19.
NHS pun memberikan pesan ke seluruh para pemain dan ofisial tim Indonesia untuk menjalani karantina selama 10 hari.
Padahal seluruh pemain Indonesia sendiri telah melakukan serangkaian tes dan hasilnya negatif.
Bahkan, wakil-wakil Indonesia seperti Hendra/Ahsan, Jonatan Christie dan Kevin/Marcus keluar sebagai pemenang di babak pertama All England 2021.
“Dalam hal ini BWF tak ada masalah. Ini aturan negara setempat, yang kami ingin transparansi. Kalau BWF tak ada masalah. Mereka objektif dan profesional. Mereka sudah melakukan yang diperlukan bagaimana supaya (turnamen) dilaksanakan,” kata Agung.
Agung Firman yang sangat kaget mendengar kabar tersebut pun kini terus berupaya agar tim Indonesia bisa melakukan pertandingan.
Hal yang ia lakukan yakni dengan cara berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.