Sementara Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengaku baru mengetahui bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca yang baru saja tiba di Indonesia akan kedaluwarsa (expired) pada Mei 2021.
Padahal, ada 1.113.600 dosis vaksin yang didapatkan Indonesia melalui skema kerja sama multilateral dengan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility, pada 8 Maret lalu.
Meski WHO dan European Medicines Agency (EMA) menyatakan mereka belum melihat bukti adanya hubungan antara pasien yang disuntik vaksin AstraZeneca dengan pembekuan darah yang dialami setelah disuntik, namun sejumlah negara UE tidak mau mengambil risiko.
Setidaknya sudah 12 negara anggota UE yang memutuskan menangguhkan pemakaian vaksin AstraZeneca di negaranya.
Kesibukan penangguhan pada hari Senin terjadi setelah sejumlah negara lain, sebagian besar di Eropa, menghentikan peluncurannya akhir pekan lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendukung penggunaan vaksin dan mengatakan tidak melihat bukti bahwa suntikan itu menyebabkan pembekuan.
Baca: BPOM: Tunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca untuk Kehati-hatian, Ikuti Jejak Thailand dan Negara Eropa
Badan kesehatan PBB sedang meninjau laporan yang terkait dengan suntikan dan mendesak negara-negara untuk tidak menghentikan vaksinasi, karena ilmuwan topnya mengatakan orang-orang tidak boleh panik, dikutip Al Jazeera, Selasa (16/3/2021).
EMA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka belum menemukan bukti hubungan antara kasus trombosis yang dilaporkan dan suntikan AstraZeneca, mengatakan bahwa manfaat suntikan lebih besar daripada risikonya dan aman digunakan.
Baca: Ada Laporan Pembekuan Darah, Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditangguhkan di 8 Negara Eropa
Regulator sedang meninjau pengambilan gambar dan akan mengeluarkan keputusan tentang tindakan lebih lanjut pada hari Kamis, katanya.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan negara itu menangguhkan penggunaan suntikan atas saran regulator vaksin nasional, Institut Paul Ehrlich.
Lembaga tersebut telah meminta penyelidikan lebih lanjut terhadap tujuh kasus pembekuan yang dilaporkan di otak orang-orang yang telah menerima vaksinasi ini.
"Keputusan hari ini adalah tindakan pencegahan murni," kata Spahn.
Prancis dan Italia mengumumkan langkah serupa tak lama kemudian.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan penggunaan suntikan AstraZeneca akan ditangguhkan sebagai tindakan pencegahan sampai setidaknya Selasa sore ketika regulator obat-obatan Uni Eropa - EMA - akan mengeluarkan rekomendasinya atas vaksin tersebut.
Baca: Denmark dan Norwegia Tangguhkan Vaksin AstraZeneca karena Khawatirkan Pembekuan Darah
Macron tidak merinci alasan di balik keputusan itu, tetapi mengatakan pada konferensi pers bahwa dia berharap Prancis dapat memvaksinasi lagi dengan suntikan AstraZeneca "segera".
Sementara itu, otoritas obat-obatan Italia AIFA mengatakan pihaknya menerapkan penangguhannya sendiri sebagai "tindakan pencegahan dan sementara" sambil menunggu keputusan dari EMA.
Pengumuman tersebut menyusul penyitaan ratusan ribu dosis vaksin oleh jaksa penuntut Italia di wilayah utara Piedmont, di mana seorang guru meninggal setelah vaksinasi.
Para ahli sedang menyelidiki apakah ada hubungan antara kematiannya dan vaksinasi.
Pada Senin malam, Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias mengatakan negara itu menangguhkan penggunaan vaksinnya selama dua minggu sebagai "tindakan pencegahan".