Seperti yang sudah diberitakan, vaksin Sinovac dibanderol dengan harga sekitar Rp 200.000 per dosis, seperti dikutip dari Kompas.com, (7/12/2020), pada Oktober 2020.
Harga vaksin Sinovac itu juga lebih murah dari yang dijual di China.
Negara yang dipimpin Xi Jinping Ini mematok harga 29,75 dollar AS atau sekitar Rp 421.000 per dosis.
Beralih ke vaksin dari Inggris, AstraZeneca, ternyata ini ditetapkan jadi vaksin termurah.
Vaksin AstraZeneca hanya dibandrol 4 dollar AS atau sekitar Rp 57.000.
Namun perlu diketahui, semua jenis vaksin diberikan secara gratis bagi masyarakat Indonesia seperti kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah.
Vaksin AstraZeneca diberikan dalam dua dosis dengan jumlah masing-masing 0,5 mililiter.
Jarak pemberian dosis rentang 8 hingga 12 minggu dikaitkan dengan kemanjuran vaksin yang lebih besar.
Para ilmuwan telah mengajukan pertanyaan tentang dosis dan interval yang optimal.
Seperti dilansir dari studi The Lancet tentang rentang waktu, dosis, dan efiksasi vaksin AstraZeneca, mengungkapkan bahwa vaksin menunjukkan kemanjuran 82,4 persen setelah dua dosis standar, dengan pemberian terpisah tiga bulan atau 12 minggu.
Baca: Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca Asal Inggris, Ternyata Sudah Disetujui BPOM
Baca: Jubir Vaksinasi Kemenkes Sebut Vaksin Covid-19 Tak Melindungi dari Virus, Tapi Ciptakan Kekebalan
Efikasi jadi lebih rendah 54,9 persen jika interval kurang dari 6 minggu.
Meskipun data ini belum ditinjau peneliti lain, hal itu menunjukkan waktu antara dosis merupakan faktor kunci dalam kemanjuran vaksin AstraZeneca.
Sementara itu, Universitas Oxford di Inggris mengumumkan hasil analisis dan uji coba vaksin AstraZeneca, pada 23 November 2020 lalu, seperti dikutip dari biospace.com, (8/2/2021).
Vaksin dengan nama ChAdOx1 nCov-19 atau AZD1222 ini telah diuji coba di Inggis dan Brasil.
Bahkan vaksin ini menunjukkan kemanjuran sampai 90 persen.
Sebagai informasi, vaksin AstraZeneca menggunakan teknologi dari perusahaan pemintalan Oxford, Vaccitech.
Cara kerja vaksin ini dengan menyebarkan vektor modifikasi virus pada simpanse, yang sebelumnya telah dilemahkan dari virus flu biasa (adenovirus).
Kandungan AstraZeneca berisi bahan genetik dari protein lonjakan.
Sel menghasilkan protein lonjakan yang merangsang sistem kekebalan untuk melawan virus Sars-CoV-2 yang jadi penyebab Covid-19 setelah vaksinasi dilakukan.