Dipastikan Berjenis Kelamin Laki-laki, Aprilia Manganang Mengidap Hipospadia, Apa Itu?

Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aprilia Manganang

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mantan atlet voli Timnas Putri Indonesia, Aprilia Manganang dipastikan mengidap hipospadia.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Aprilia Manganang mengidap hipospadia dan dipastikan berjenis kelamin laki-laki.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, Aprilia Manganang lebih memiliki organ-organ jenis kelamin pria daripada wanita.

"Bahkan tidak ada organ internal jenis kelamin wanita," ujar Andika Perkasa, Selasa (9/3/2021).

Lantas, apa itu hipospadia yang diidap oleh Aprilia Manganang?

Dikutip dari cdc.gov, hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki, di mana pembukaan uretra tidak terletak di ujung penis.

Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke 8 hingga 14 kehamilan.

Aprilia Manganang (Instagram)

Baca: Kerap Disangka Mirip Laki-laki, Ternyata Benar Aprilia Manganang Seorang Pria, Ini Penjelasan KSAD

Baca: Sangar! Pria Asal Gunungkidul Buat Replika Lamborghini, Ubah Mobil Biasa Jadi Mirip Supercar

Pembukaan abnormal dapat terbentuk di mana saja dari tepat di bawah ujung penis hingga skrotum.

Terdapat beberapa derajat hipospadia; sebagian bisa kecil dan sebagian lebih parah.

Jenis Hipospadia

Terdapat beberapa jenis hipospadia yang dimiliki anak laki-laki.

Jenis hipospadia pada anak laki-laki ini, tergantung pada lokasi pembukaan uretra, di antaranya:

• Subkoronal : Pembukaan uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.

• Poros tengah : Pembukaan uretra terletak di sepanjang batang penis.

• Penoscrotal : Pembukaan uretra terletak di tempat pertemuan penis dan skrotum.

Masalah yang Dialami Pengidap Hipospadia

Anak laki-laki dengan hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung.

Mereka mungkin memiliki masalah dengan penyemprotan urin yang tidak normal, dan kemungkinan harus duduk untuk buang air kecil.

Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum.

Jika hipospadia tidak ditangani, dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.

Baca: Di Balik Kisah Viral Sepasang Pelajar SMP di Buton Menikah, Kini Diizinkan Kembali Sekolah

Baca: Diskon Tarif Listrik Diperpanjang hingga Juni 2021, Ada Sebanyak 32,74 Juta Penerima

Halaman
123


Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer