Pasien berusia 69 tahun ini mengalami gejala berupa ereksi selama tiga jam yang menyiksanya.
Ia akhirnya dinyatakan meninggal dunia setelah mengalami pembekuan darah.
Ereksi yang terus menerus bukanlah gejala bila terinfeksi virus corona Covid-19.
Dalam kasus yang terjadi pada pasien pria berusia 69 tahun tersebut, ereksi lama yang dialaminya akibat komplikasi penyakit lain yang dideritanya.
Namun, menurut dokter di rumah sakit itu, gejala ereksi hingga berjam-jam yang dialami kakek itu termasuk sangat jarang terjadi.
Baca: Jubir Vaksinasi Kemenkes Sebut Vaksin Covid-19 Tak Melindungi dari Virus, Tapi Ciptakan Kekebalan
Dikutip dari Daily Star, Senin (8/3/2021), staf medis menyerahkan pasien Covid setelah dia ditelungkupkan selama 12 jam dan menemukan ereksinya yang membuatnya sakit menyiksa selama tiga jam.
Seorang pasien virus corona menderita ereksi tiga jam yang menyakitkan karena komplikasi penyakit yang jarang terjadi.
Pria 69 tahun, dari Ohio, AS, didiagnosis dengan kondisi yang disebut priapism saat berada di rumah sakit dengan serangan Covid yang parah musim gugur lalu.
Baca: Ashanty Sembuh dari Covid-19, Miliki Penyakit Autoimun yang Sempat Picu Kondisinya Makin Parah
Dia dirawat di Rumah Sakit Lembah Miami pada bulan Agustus 2020 silam dengan sesak napas parah dan peradangan yang menyebabkan penumpukan cairan di dalam paru-parunya.
MailOnline mengatakan pasien yang tidak disebutkan namanya itu dibius dan dipasang ventilator setelah kondisinya memburuk dan paru-parunya mulai gagal setelah 10 hari perawatan.
Dokter menempatkannya telungkup selama 12 jam untuk membantu mendapatkan udara di sekitar tubuhnya.
Tetapi ketika dia dibalikkan di sore hari, perawat memperhatikan dia telah mengalami ereksi.
Menulis di The American Journal of American Medicine, petugas medis yang merawatnya mengatakan bahwa mereka yakin Covid telah menyebabkan pembekuan darah di penisnya.
Kompres es diaplikasikan pada anggotanya untuk mencoba mengurangi pembengkakan tetapi ereksinya bertahan selama tiga jam.
Dokter terpaksa mengalirkan darah dari organ vitalnya itu dengan menggunakan jarum.
Priapisme tidak kembali, tetapi pasien meninggal dunia di ICU ketika paru-parunya akhirnya gagal.
Petugas medis mengatakan jaringan di dalam organ vitalnya kaku, tetapi ujungnya lembek.
Baca: Bupati dan Wakil Bupati Gresik Tolak Pengadaan Mobil Dinas Baru: Pandemi Covid-19 Hemat Anggaran
Dia didiagnosis dengan priapisme aliran rendah, yaitu ketika darah terperangkap dalam organ vital.
Hal ini diyakini disebabkan oleh penggumpalan darah.