Jubir Vaksinasi Kemenkes Sebut Vaksin Covid-19 Tak Melindungi dari Virus, Tapi Ciptakan Kekebalan

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).

Berdasarkan publikasi Kesehatan Publik Inggris, mutasi B.1.1.7 telah meningkatkan penularan dibandingkan dengan varian yang beredar sebelumnya dan telah menyebar dengan cepat menjadi varian dominan di Inggris.

Kepala Penasihat Ilmiah Pemerintah, Sir Patrick Vallance menuturkan, para ilmuwan telah mengidentifikasi 22 perubahan dalam kode genetik varian yang membuatnya lebih mudah menular.

Baca: Anak Jokowi Minta Solo Jadi Kota Prioritas Vaksinasi Covid-19, Gibran: Solo Ini Menopang Daerah Lain

Baca: Ribuan Dosis Vaksin Covid-19 Palsu di Afrika Selatan dan China Disita Polisi

2. Penularan B.1.1.7

Seorang peneliti Michael Kidd mengatakan, perkembangan riset penularan mutasi B.1.1.7 dapat membantu memberikan penjelasan mengapa virus dapat berkembang biak pada setiap orang yang terinfeksi, seperti dilansir dari Kompas.com.

Akan tetapi, masih belum diketahui secara pasti penyebab virus menyebar dengan cepat. Kendati demikian, terdapat faktor lain yang berpengaruh maraknya penularan, yaitu perilaku manusia.

Selama pandmi Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berulang kali mengampanyekan protokol kesehatan.

Di Indonesia, kita mengenalnya dengan 3M, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

3. Gejala

Ilustrasi varian baru virus corona asal Inggris, B.1.1.7 (Pixabay)

Sebuah survei yang dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) menemukan gejala yang paling banyak dialami dari mutasi virus corona B.1.1.7, seperti diberitakan Kompas.com, 29 Januari 2021.

Orang yang terinfeksi Covid-19 dengan mutasi B.1.1.7 lebih merasakan gejala berikut ini dibandingkan varian sebelumnya, yakni seperti gejala Batuk, Sakit tenggorokan, Kelelahan nyeri otot.

Sejumlah ahli menyebut, pergeseran gejala, kemungkinan didorong oleh sifat varian yang lebih menular dan menyebar lebih cepat di tubuh.

4. Nama B.1.1.7

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengungkapkan, penamaan B.1.1.7 atau VUI 202012/01 adalah nama varian virus corona yang merebak di Inggris.

"VUI singkatan dari Variant Under Investigation (VUI) tahun 2020, bulan 12, varian 01," ujar Zubairi seperti diberitakan Kompas.com, 30 Desember 2021.

Lembaga Kesehatan Publik Inggris melakukan investigasi berkelanjutan untuk varian ini ditetapkan sebagai VUI 202012/01 atau B.1.1.7. Varian ini ditinjau ulang dan ditetapkan pada 18 Desember 2020.

Baca: Vaksinasi Massal di Yogyakarta, Jokowi Berharap Dapat Dukung Pariwisata dan Ekonomi Bangkit Kembali

Baca: Ini yang Perlu Dilakukan Sebelum Jalani Vaksinasi Covid-19: Satu di Antaranya Cukup Tidur

5. Pengaruhnya pada vaksinasi

Saat ini, tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan risiko kematian.

Meski mutasi virus corona B.1.1.7 memiliki protein lonjakan yang membuatnya lebih menyerang tubuh, tetapi ahli virologi dan pakar kesehatan masyarakat percaya bahwa vaksin yang dikembangkan perusahaan akan tetap efektif melawan varian baru virus corona.

Melansir Kompas.com, 30 Desember 2021, Zubairi mengatakan bahwa tindakan vaksinasi hampir pasti, namun tetap efektif. Di sisi lain, para ilmuwan terus bekerja untuk mempelajari lebih lanjut tentang varian ini untuk lebih memahami penularan dan meningkatkan perlindungan.

6. Replikasi di tenggorokan

Replikasi adalah kemampuan virus untuk memperbanyak diri.

Halaman
1234


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer