Fakta Baru Pembunuhan Selebgram Ari Pratama, Ternyata Pelaku Tak Hamil saat Habisi Nyawa Korban

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriadi Idrus didampingi Kapolsek Panakkukang Kompol Jamal Fathur Rakhman dan Kanit Reskrim Iptu Iqbal Usman saat merilis pengungkapan kasus itu di Mapolsek Panakukkang, Jl Pengayoman, Makassar, Jumat (5/3/2021) sore.

Aisyah mengaku bertemu dengan Ari di wisma memang hanya bertujuan untuk melakukan penikaman.

"Karena tidak Adami perasaanku sama dia (Ari)," ujar Aisyah kepada polisi.

Penyidik kepolisian Polsek Panakkukang saat melakukan olah TKP di wisma yang menjadi tempat pembunuhan selebgram Ari Pratama di Jalan Topaz, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Jumat (5/3/2021). (KOMPAS.COM/HIMAWAN)

Informasi yang diperoleh di lokasi, korban Ari Pratama chek in pada pukul 03.41 Wita atau dua jam sebelum penikaman terjadi.

Ari disebut chek in bersama kekasihnya atau teman kencannya Aisyah Alfika.

Ari meminta bantuan dalam keadaan bugil

Sekitar pukul 05.00 Wita, Ari Pratama keluar dari kamar 214 di Lantai 2 wisma.

Ia keluar kamar dalam keadaan bugil atau tanpa busana.

Dari rekaman CCTV wisma, Ari terlihat menutupi alat vitalnya menggunakan tangan.

Ia juga menutupi dadanya yang mengalami luka tusukan dengan tangan.

Ia lalu berlari ke lobi wisma untuk meminta pertolongan.

"Dia bilang ke saya, kak saya ditikam sama cewek di atas'," kata petugas wisma, Roni (28).

Baca: Viral Pengakuan Selebgram Dinda Shafay Dilecehkan Pegawai Kopi Kenangan, Begini Kebenarannya

Baca: Kena Kasus, Kopi Kenangan Langsung Rumahkan Pegawai yang Diduga Lecehkan Dinda Shafay

Kedatangan korban yang menderita luka tusuk dan bersimbah darah itu membuat Roni panik. Roni lantas keluar dari Wisma meminta tolong. Tapi kondisi korban semakin memburuk.

"Cowok (korban) bangun lagi setelah jatuh di lobi, dia coba jalan tapi jatuh lagi. Karena dia mungkin takut juga, dia bangun lagi, terus dia jatuh terakhirnya," kata Roni.

Ari kata Roni, dalam kondisi bersimbah darah, coba berdiri lalu berjalan. Namun, tumbang lagi.

Roni pun mengaku panik.

Ia (Ari) pun, terkapar di depan wisma dan dinyatakan meninggal dunia.

Kondisi itu, lanjut Roni, membuat dirinya mulai panik.

"Cowoknya (Ari) sempat bangun lagi setelah jatuh di lobi, dia coba jalan tapi jatuh lagi. Mungkin takut juga, dia bangun lagi, terus dia jatuh lagi terakhirnya," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kanit Reskrim Polsek Panakkukang Iptu Iqbal Usman.

"Kronologis singkat kejadiannya berawal dari lantai dua di salah satu kamar wisma ini. Kemudian setelah korban (Ari) dianiaya, lari menyelamatkan diri di lantai satu (dasar)," ujarnya.

Halaman
123


Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer