Namun, dia beruntung karena masih berhasil mendapatkan hand sanitizer sebelum habis diborong pembeli lain.
Menurut Galuh, dia membeli kebutuhan pokok dan produk kesehatan lebih banyak karena khawatir dengan kebijakan lockdown yang mungkin diterapkan di Ibu Kota.
"Tadi masih mendapatkan hand sanitizer, kalau masker sudah habis. Kalau belanjaan terlihat banyak, ya jaga-jaga saja karena takut nanti enggak bisa belanja lagi," ungkap Galuh.
Kelangkaan sejumlah barang imbas panic buying yang terjadi di masyarakat pada Maret 2020 pun mulai disoroti pemerintah dan para pelaku usaha.
Imbauan kepada warga untuk tidak panik dan memborong barang dalam jumlah besar karena ada pandemi Covid-19 mulai dilakukan pemerintah.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying atau pembelian berlebihan karena merebaknya virus corona.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Darjamuni meminta masyarakat untuk tetap tenang karena stok pangan masih tercukupi.
"Kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir dengan stok pangan segar itu," ucap Darjamuni saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengimbau masyarakat tidak melakukan aksi panic buying barang kebutuhan-kebutuhan di toko-toko ritel modern hanya karena fobia.
"Anggota peritel Aprindo selalu siap untuk hadir dan cukup dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun nonpangan bagi masyarakat di seluruh Indonesia, dikarenakan tindakan yang over atau berlebihan ini justru membuat kepanikan atau fobia baru lainnya yang tidak perlu terjadi," ujar Roy dalam keterangannya, Senin (2/3/2020).
Menurut Roy barang kebutuhan masyarakat masih tetap dapat tersedia dan tercukupi dengan baik.
Roy juga meminta agar peritel yang menjadi anggota Aprindo terus dan tetap melayani kebutuhan masyarakat.
"Serta mengambil tindakan atau kebijakan yang dianggap perlu untuk memastikan bahwa kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan cukup dan baik," tuturnya.
Menyusul imbauan pemerintah, para pelaku usaha hingga pengelola pusat perbelanjaan juga mulai memberlakukan pembatasan pembelian barang untuk memastikan stok aman.
Seperti minimarket Indomaret yang sudah mengarahkan pramuniaga di setiap ritel untuk membatasi pembelian dan mengimbau pelanggan agar tidak memborong barang.
"Kami sudah pasang imbauan semua kepada konsumen dan sosialisasi ke konsumen. Intinya imbauan itu kan sebetulnya maksud dan tujuannya supaya orang belanja secukupnya saja," kataManaging Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Wiwiek Yusuf, Senin (23/3/2020).
Hal serupa juga dilakukan oleh pusat perbelanjaan Transmart Carrefour yang membatasi pembelian bahan-bahan pokok.
“Sudah (pembatasan pembelian) diimplementasikan di lapangan. Kita sebagai koperasi mendorong program pemerintah, kita gotong royong menghadapi virus ini,” ujar Satria Hamid, Vice President Corporate Communications Transmart Carrefour.