Abdul Hakim, Psikolog UNS, Kritik Gaya Pidato Gibran saat Dilantik jadi Wali Kota Solo

Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gibran saat berpidato di momen pelantikannya sebagai Wali Kota Solo yang baru menuai kritikan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Psikolog dari Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Abdul Hakim memberikan saran kepada Gibran Rakabuming Raka.

Dilansir Tribunnews.com, Hakim meminta Gibran untuk berhenti belajar usai mengkritik gaya pidato perdana yang disampaikan Wali Kota Solo yang baru itu.

"Gibran harus belajar lebih spontan dalam komunikasi sosial politik. Lebih spontan, lebih banyak membuka diri, komunikasi dengan banyak orang," tuturnya.

Menurutnya, cara tersebut dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan orasi Gibran ke depannya.

"Termasuk mengartikulasikan kata-kata, pesan yang natural dan enak. Itu akan memperkuat karakternya," ucapnya.

Pidato Gibran Mirip dengan Gaya Jokowi

Sebelumnya, Abdul memberikan sorotannya kepada pidato perdana Wali Kota Solo yang baru, Gibran Rakabuming Raka.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gibran resmi menjadi orang nomor satu di Kota Bengawan, Jum'at (26/2/2021).

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa saat pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan Gedung Graha Paripurna DPRD Solo pada Jumat (26/2/2021). (Dokumentasi Pemkot Solo)


Baca: Sudahkah Anda Membayar Utang Puasa Tahun Lalu? Simak Cara Mengqadha Puasa Ramadhan di Sini

Baca: Fakta Covid Arm, Efek Samping Setelah Vaksin Covid-19, Berbahayakah?

Usai dilantik, Gibran langsung memberikan pidato perdananya di gedung DPRD Kota Solo.

Abdul menyebut, gaya berpidato Gibran mirip dengan sang Ayah Presiden Jokowi.

"Dari segi gaya pidato, seperti Jokowi, tapi intonasi Gibran cenderung datar, tidak menggebu-gebu," paparnya.

(kiri) Presiden Jokowi dan (kanan) Gibran

Menurutnya, Gibran masih tampak berhati-hati dalam memilih kata-kata yang disampaikan.

Masih ada kekhawatiran dalam diri Gibran, kata Abdul, dalam menyampaikan isi pidatonya.

"Pemilihan kata sangat hati-hati dan kelihatan takut sekali, khawatir bila ada kesalahan pernyataan," ujarnya kepada TribunSolo.com.

Baca: Wasiat Yuni Shara Sebelum Meninggal Nantinya, Bisnis Batu Bara hingga Panci untuk Anaknya

Baca: 7 Kesalahan Menanam Bibit yang Sebabkan Tanaman Tidak Tumbuh dengan Baik

Terlebih, Gibran sempat 'blunder' dalam menyikapi permasalahan yang menimpanya.

Yakni terkait kasus bansos yang menyeret nama Mantan Menteri Juliari Batubara, misalnya.

Pernyataan Gibran terkait hal itu sempat menuai kontroversi di tengah masyarakat.

Penyampaian Gibran dalam pidato di momen pelantikannya, menurut Abdul masih terlihat kaku.

Satu poin yang menjadi perhatian dalam penyampaian tersebut yakni intonasi bicara Gibran.

"Intonasinya kurang emosional kelihat datar, walaupun berusaha mengeraskan suara saat menyampaikan hal penting. Kurang alamiah, agak terlihat kaku," tandasnya.

Halaman
123


Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer