Tak Lagi Dilindungi Donald Trump, Putra Mahkota Arab Ketar-ketir Ketahuan Bunuh Jurnalis Khashoggi

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Foto diambil pada 28 Juni 2019, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri pertemuan pada KTT G20 di Osaka.

Seorang mantan perwira tinggi intelijen Saudi, Saad al-Jabri, mengklaim bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) mengirim regu pembunuh untuk menghabisi nyawanya di Kanada.

Peristiwa itu terjadi 13 hari setelah pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.

Hal tersebut diketahui dari sebuah dokumen yang diajukan di pengadilan federal Amerika Serikat, seperti diberitakan Al Jazeera, Jumat (7/8/2020).

Dalam gugatan 106 halaman (PDF) yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS di Washington, DC pada hari Kamis, Saad al-Jabri menuduh Pangeran Mohammed mengirim sekelompok pembunuh bayaran yang dikenal sebagai ''Pasukan Harimau', untuk membunuh dirinya.

Dia mengklaim bahwa kedekatannya dengan intelijen AS dan pengetahuan mendalam tentang aktivitas sang pangeran muda telah menjadikannya salah satu target utama.

Baca: Arab Saudi Terapkan Syarat Ketat, Ibadah Haji tahun 2020 Hanya Diikuti 1.000 Jamaah

"Beberapa tempat menyimpan informasi yang lebih sensitif, menghina dan memberatkan tentang Terdakwa bin-Salman daripada pikiran dan ingatan Dr. Saad - kecuali mungkin rekaman yang dibuat Dr. Saad untuk mengantisipasi pembunuhannya," bunyi gugatan tersebut.

"Itulah mengapa Terdakwa bin Salman menginginkan dia mati - dan mengapa Terdakwa bin Salman telah bekerja untuk mencapai tujuan itu selama tiga tahun terakhir," lanjut dalam gugatan tersebut.

Anggota dari apa yang disebut dokumen itu sebagai "kelompok tentara bayaran pribadi bin Salman, Pasukan Harimau" tiba di Bandara Toronto Pearson dengan visa turis pada pertengahan Oktober 2018.

Waktu itu kira-kira dua minggu setelah pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi Istanbul.

Dalam gugatan, disebut pasukan sudah membawa alat forensik lengkap demi menghilangkan jejak seandainya pembunuhan berhasil.

Baca: Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Penyidik HAM PBB: Pangeran Mohammed bin Salman Tersangka Utama

"Membawa dua kantong alat forensik, dan lengkap dengan personel forensik yang berpengalaman membersihkan TKP - termasuk instruktur di departemen bukti kriminal yang sama persis dengan spesialis forensik yang memotong Khashoggi dengan gergaji tulang."

"Tergugat Pasukan Macan berusaha untuk memasuki Kanada secara diam-diam, bepergian dengan visa turis dan berusaha untuk menghindari deteksi keamanan perbatasan Kanada dengan masuk melalui kios terpisah," tulis gugatan itu.

Sebelumnya, beberapa badan intelijen, termasuk CIA, telah menyimpulkan bahwa MBS memerintahkan pembunuhan Khashoggi.

Meski tuduhan tersebut langsung dibantah oleh pihak Riyadh.

Baca: Bebas dari Hukuman Mati di Arab Saudi, TKI Ety: Saya Nggak Merasa Bersalah, Allah yang Menjawab

FOTO: Foto diambil pada 28 Juni 2019, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri pertemuan pada KTT G20 di Osaka. (Brendan Smialowski / AFP)

Menurut gugatan itu, penargetan al-Jabri adalah bagian tak terpisahkan dari kampanye MBS untuk meredam perbedaan pendapat.

Lebih lanjut, gugatan itu menuduh bahwa Bader Alasaker, kepala kantor pribadi dan direktur eksekutif Yayasan Pangeran Mohammed Bin Salman bin Abdulaziz (dikenal sebagai Yayasan MiSK), mengembangkan sebuah jaringan.

Jaringan itu berupa agen rahasia yang telah dia sebarkan untuk menargetkan individu yang melemahkan kekuatan bin Salman di Amerika Serikat.

Baca: Diserang, Koalisi Arab Saudi Jatuhkan Rudal Balistik yang Diarahkan ke Ibu Kota Riyadh

MiSK sendiri adalah organisasi amal Pangeran Mohammed yang bertujuan untuk mengembangkan pemuda Saudi agar dapat berkontribusi pada ekonomi masa depan negara melalui pendidikan, media kreatif dan digital, inisiatif teknologi, budaya dan seni.

MiSK dikenal karena mengirim siswa Saudi ke universitas bergengsi di AS melalui beasiswa.

Mengenai operasi rahasia, gugatan tersebut menyebut seorang terdakwa tak dikenal, John Doe 1.

Halaman
123


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer