Perbedaan Hisab dan Rukyat, Dua Metode untuk Menentukan Awal Bulan Ramadan dan Idul Fitri

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Petugas Kantor Wilayah (Kanwil) Agama Provinsi DKI Jakarta, tengah memantau hilal awal Ramadhan 1441 H di Kanwil Agama DKI Jakarta, Cawang, Jakarta Pusat, Kamis (23/4/2020).

Mengamati hilal bisanya dilakukan menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak.

Apabila terlihat, waktu maghrib setempat sudah dihitung tanggal 1 bulan baru.

Metode hilal di Indonesia digunakan oleh Ormas Islam Nahdlatul Ulama.

Dua metode di atas merupakan metode kuat yang memiliki dasar Hadits Rasulullah.

Anggota tim Rukyatul Hilal memantau hilal penetapan jadwal puasa 2018 di Masjid Al Musari'in, Basmol, Jakarta, Selasa (15/5/2018). Kementerian Agama menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) untuk penetapan 1 Ramadan 1439 H di 95 titik pemantauan yang tersebar di 32 provinsi guna menetukan rukyatul hilal dan data hisab posisi hilal untuk dimusyawarahkan dalam sidang isbat. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Berikut haditsnya.

Inilah pendapat mayoritas ulama berdasarkan hadits,

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ وَانْسُكُوا لَهَا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا ثَلَاثِينَ فَإِنْ شَهِدَ شَاهِدَانِ فَصُومُوا وَأَفْطِرُوا

Artinya: “Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika (hilal) itu tertutup dari pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian.”

(TribunnewsWiki.com/TribunJateng/Fajar Bahruddin Achmad)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Beda Hisab dan Rukyat Melihat Hilal, Metode Penentuan Awal Puasa Ramadan 2020 di Indonesia



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer