Apakah Tidur saat Puasa Ramadan adalah Ibadah dan Dapat Pahala? Ini Penjelasan dan Anjurannya

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan warga tidur di Masjid Raya Darussalam di hari pertama puasa, Senin (1/8/2011).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bulan Ramadan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu umat Muslim setiap tahunnya.

Sebab pada bulan suci ini seluruh amalan yang dilakukan mendapatkan pahala berlipat.

Akan tetapi, banyak sebagian orang yang menghabiskan bulan penuh keberkahan ini dengan tidur.

Menahan rasa lapar menjadikan kondisi tubuh terasa lemas saat puasa.

Hal tersebut seringkali dijadikan alasan untuk tidur sepanjang hari, usai makan sahur atau setelah shalat subuh hingga jelang berbuka.

Lantas, bagaimanakah hukum orang yang tidur sepanjang hari saat puasa Ramadan?

Apakah Tidurnya orang yang berpuasa akan mendapat pahala karena bernilai ibadah?

Berikut penjelasannya:

Dilansir dari islam.nu.or.id, salah satu hadits yang populer tiap Ramadan tiba adalah hadits tentang keutamaan orang berpuasa yang bahkan tidurnya pun berstatus sebagai ibadah.

Baca: Kapan Puasa Ramadhan dan Idul Fitri 2021? Berikut Kalender Islam 1442 Hijriyah yang Terbaru

Ilustrasi tidur (massagemag.com)

Baca: Menjelang Bulan Ramadan, Ini Bacaan Doa Niat Puasa Ramadan dan Doa Berbuka Puasa

Berikut hadits yang menjelaskan tentang hal ini:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).

Hadits ini seringkali dipolitisasi oleh sebagian masyarakat sebagai pembenaran bersikap malas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan.

Padahal pemikiran demikian tidaklah benar, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari.

Imam al-Ghazali menjelaskan:

بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه

“Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hal. 246)

Lantas bagaimana sebenarnya maksud dari tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah? Apakah terdapat ketentuan khusus untuk menggapai fadhilah ini?

Tidur memang bisa berkonotasi negatif sebab identik dengan bermalas-malasan.

Namun di sisi lain, tidur juga dapat bernilai positif jika digunakan untuk mempersiapkan hal-hal yang bernuansa ibadah, seperti untuk mempersiapkan fisik dalam menjalankan ibadah.

Baca: Tak Sembarang Orang Boleh Ganti Puasa Ramadhan dengan Fidyah, Berikut Ini Ketentuan dan Tata Caranya

Baca: Persiapan Bisnis Jelang Bulan Ramadhan 2021, Dijamin Makin Cuan

Halaman
12


Penulis: Rakli Almughni
Editor: Archieva Prisyta

Berita Populer