Sosok Friedrich Silaban, Seorang Nasrani yang Menang Kompetisi sebagai Arsitek untuk Masjid Istiqlal

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Friedrich Silaban merupakan arsitek terpilih yang merancang dibangunnya Masjid Istiqlal Jakarta.

Rahil Muhammad Hasbi dan Wibisono Bagus Nimpuno dalam jurnalnya "Pengaruh Arsitektur Modern pada Desain Masjid Istiqlal" menulis, "desain Masjid Istiqlal dipengaruhi oleh aliran arsitektur modern".

Arsitektur modern di Indonesia diperkenalkan oleh arsitek-arsitek Belanda.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri PUPR Basuki Hadi dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar meninjau Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (2/6/2020). (TRIBUNNEWS/Fransiskus Adhiyuda)

Sementara Silaban pernah bekerja dengan pemerintah kolonial Belanda di Bureau van Openbare Werken (BOW).

"Sehingga, ketika dia mendesain Masjid Istiqlal sangat terasa pengaruh dari arsitektur modern tersebut," tulis Rahil dan Wibisono.

Sementara itu, Setiadi Sopandi dalam bukunya Friedrich Silaban menulis, karya Silaban sederhana dan tegas.

"Silaban memang piawai dalam menggambar. Garis-garisnya tegas, tebal tipis menyampaikan pesan dengan efektif dan gamblang," tulis Setiadi.

Monumentalis dan keanggunan kolom-kolom tinggi menjulang secara tepat disampaikan lewat gambar-gambar karya Silaban.
Oleh sebab itu, karya Silaban memenangi sayembara serta mampu meyakinkan Soekarno dan para juri.

Biografi singkat

Friedrich Silaban Lahir pada 16 Desember 1912 di Bonandolok, Silaban tumbuh dalam jaman kolonial.

Ia bersekolah di H.I.S. Narumonda, Tapanuli, dan kemudian melanjutkan pendidikan di Koningin Wilhelmina School, sebuah sekolah teknik di Jakarta.

Di sekolah ini, ia mempelajari ilmu bangunan (bouwkunde) dan lulus pada tahun 1931.

Sayangnya, Silaban tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat universitas karena masalah finansial.

Baca: Meninggal karena Sakit, Siapa Sosok Ahmad Sukina? Pimpinan MTA yang Dekat dengan Jokowi dan Prabowo

Baca: Jalaluddin Rakhmat Meninggal Dunia, Sosok Cendekiawan Muslim yang Menjadi Tokoh Syiah Indonesia

"Tapi di luar itu semua, beliau telah mendedikasikan dan mengabdikan hidupnya hingga mencapai kemampuan menghasilkan berbagai desain arsitektur Indonesia, melalui pembelajaran pribadi yang tiada henti," tulis buku Rumah Silaban.

Segera setelah kelulusannya pada 1931, Silaban menjadi pegawai di Departemen Umum di bawah pemerintah kolonial.

Setelah kemerdekaan, ia diangkat menjadi direktur Pekerjaan Umum di Bogor, sebuah jabatan yang dipegangnya hingga 1965 setelah jatuhnya Soekarno.

Sakit selama dua tahun sebelum meninggal dunia

Jurnal "Biografi Friedrich Silaban Perancang Arsitektur Masjid Istiqlal" mengungkapkan bahwa Silaban mulai mengalami kemunduran kesehatan pada 1983.

Di antara penyakit yang dideritanya adalah gangguang fungsi kandung kemih, maag, dan kelainan darah.

Pada kurun waktu Juni hingga Juli 1983, Silaban secara rutin memeriksakan diri di laboratorium klinis dan memonitor komposisi kandungan hemoglobin pada darahnya yang kian berkurang.

Silaban sempat menjalani pengobatan di Singapura, namun kondisinya tetap melemah.

Halaman
123


Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer