Ia memberi penjelasan dan mengunggah sejumlah foto lain untuk membuktikan tidak ada manipulasi foto.
Sebelumnya, Ari mengatakan, foto tersebut diambil pada Rabu pagi dari lokasi di Kemayoran.
Ia mengaku sengaja ingin menggambarkan Kota Jakarta dengan latar belakang Gunung Gede Pangrango.
Terlihatnya gunung tersebut, kata dia, menandakan kualitas udara Jakarta sedang bersih.
"Sengaja lagi hunting naik motor lewat flyover Kemayoran arah Gunung Sahari. Pas di jembatan, saya berhenti," ujarnya.
"Pukul 06.20 WIB sampai jam 07.00 WIB, gunung masih terlihat gagah. Jelang jam 07.30 WIB, gunung mulai hilang pelan-pelan," tambah dia.
Baca: Jangan Asal Ambil Foto, 7 Negara Ini Punya Larangan Soal Memotret
Baca: Kumpulan Foto Viral Banjir Berwarna Merah di Pekalongan yang Gegerkan Warga, Cek di Sini
Ari mengaku sudah empat kali melewati kawasan Kemayoran untuk memotret Gunung Gede Pangrango.
Pada Rabu pagi, ia baru mendapatkan cuaca dan udara yang bersih untuk memotret Gunung Gede Pangrango.
“Sehingga, jika di foto, gunung itu akan terlihat jelas,” tambah Ari.
Pada Rabu kemarin, Ari memotret sebanyak 20 kali dengan pengaturan manual yang berbeda.
Ia memakai kamera Nikon dengan lensa 55-300 mm, dibantu tripod.
Ari menyebutkan, dari 20 foto yang diambil, hanya ada satu foto Gunung Gede Pangrango yang terbaik, menurut dia.
“Dan hanya satu foto yang setingannya yang pas menurut saya komposisinya. Nah, saya pilihlah foto itu menurut saya yang terbaik untuk saya upload di Instagram saya @wibisono.ari,” tambah Ari.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantah Foto Tempelan, Ini Proses Ari Wibisono Memotret Gunung Gede Pangrango dari Kemayoran"