Wanita ini juga sering membantu perempuan yang mengalami kesulitan dalam persalinan.
Pendidikan
Perempuan asal Sulawesi Utara ini merupakan wanita pertama yang masuk ke sekolah kedokteran STOVIA.
Marie Thomas masuk ke sekolah kedokteran tersebut pada pada 1912.
Bahkan Marie Thomas adalah satu-satunya murid perempuan di antara 180 murid laki-laki.
Pada awalnya sekolah kedokteran STOVIA, hanya menerima murid laki-laki saja.
Kesempatan Marie Thomas untuk bersekolah di STOVIA berkat adanya campur tangan Aletta Jacob.
Sebagai informasi, Aletta Jacob merupakan dokter perempuan pertama di Belanda.
Baca: Dampak Buruk Tidur Tanpa Bantal pada Kesehatan, Begini Penjelasan Dokter
Baca: Nasib Apes 2 Pegawai Apotek Harus Mendekam di Penjara Karena Tulisan di Resep Dokter Tak Jelas
Aletta Jacobs mengunjungi Hindi Belanda di Batavia pada 18 April 1912 saat sedang melakukan tur keliling dunia.
Dokter perempuan pertama Belanda ini mendesak Gubernur Jenderal A.W.F. Idenburg supaya perempuan bumiputra diizinkan mendaftar dan memperoleh pendidikan kedokteran di STOVIA.
Desakan Aletta Jacobs akhirnya membuat Marie Thomas mendapatkan kesempatan tersebut.
Stelah mendapat dukungan beasiswa dari Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen (SOVIA), Marie Thomas masuk ke STOVIA.
Untuk informasi, SOVIA adalah perkumpulan untuk membentuk dana studi buat pendidikan dokter Hindia Wanita.
Diketahui, dokter perempuan pertama Indonesia ini menamatkan pendidikannya dari STOVIA pada 1922.
Bahkan Marie Thomas memperoleh pertama mendapat gelar Indisc Arts (dokter Hindia).
Marie Thomas lalu bekerja di Centraal Burger Ziekenhuis di Weltevreden (sekarang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) setelah lulus pada 1922.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Profil Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Dijadikan Google Doodle Hari Ini