Apalagi mengingat pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong Un, yang kerap pamer uji coba rudal untuk menunjukkan eksistensi dan mengejek negara lain.
Council on Foreign Relations (CFR) menjelaskan bahaya rezim Kim Jong Un kini berlipat dari empat tahun lalu, ketika AS baru saja dipimpin Donald Trump.
CFR melakukan sebuah survei, sebagaimana diberitakan Daily Star, Minggu (14/2/2021).
Hasilnya, pengembangan senjata nuklir dan pengujian rudal balistik yang berkelanjutan menjadi "masalah konflik peringkat teratas untuk tahun 2021".
Dan itu berarti program nuklir Korea Utara sekarang menjadi ancaman yang besar.
Kim Jong Un cenderung menggunakan uji coba nuklir dan rudal untuk mengejek para pemimpin dunia baru, meningkatkan kekhawatiran akan lebih banyak hal yang mungkin terjadi.
Bulan lalu, Kim menyatakan bahwa AS adalah "musuh utama" Korea Utara pada pertemuan Partai Pekerja Korea, lapor news.com.au.
Diktator itu mengecam "kebijakan bermusuhan" Amerika terhadap negaranya.
Scott A Snyder, dari CFR, berkata: “Presiden Obama memperingatkan presiden terpilih Trump pada November 2016 bahwa ancaman keamanan internasional paling menjengkelkan yang akan dia hadapi akan berasal dari Korea Utara."
Baca: Istri Kim Jong Un Tak Terlihat Setahun, Ada yang Sebut Dieksekusi, Bisa Juga karena Hindari Covid-19
Baca: Beberapa Hari setelah Pangkatnya Diturunkan, Adik Kim Jong Un Lontarkan Kritik kepada Korsel
"Dua uji coba nuklir, segudang uji coba rudal jarak jauh, dan tiga KTT Trump-Kim kemudian, kemungkinan Korea Utara menjadi ancaman bencana bagi kepentingan nasional AS lebih besar daripada empat tahun lalu."
Trump telah mengusahakan diplomasi dengan Kim Jong Un.
Bahkan ia menjadi Presiden AS pertama yang memasuki Korea Utara, pada KTT tahun 2019 silam.
Tapi itu tidak mengubah ancaman yang ditimbulkan oleh negara paria itu, kata para ahli.
Justin Hastings, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Sydney, mengatakan setiap kali Korea Utara menguji senjata menyebabkan "potensi pecahnya perang".
Paul B Stares, direktur CFR's Center for Preventive Action, mengatakan: “Ada banyak potensi bentrokan internasional yang harus diperhatikan oleh pemerintahan Joe Biden yang akan datang, terutama mengingat keinginannya untuk fokus dalam mengendalikan pandemi virus corona baru.”
Nuklir Harus Bisa Jangkau Target Sejauh 15 Ribu KM, Sanggup Serang Washington DC
Baca: Janji Perluas Hubungan Luar Negeri, Kim Jong Un Bahas Pembaruan Hubungan dengan Korea Selatan
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un telah menyerukan negaranya untuk meningkatkan produksi "hulu ledak nuklir ultra-besar."
Menurut laporan, Kim ingin senjata mereka mampu menyerang target sejauh 15.000 km, seperti diberitakan DailyStar, Sabtu (9/1/2021).
Jika dibuat, misil tersebut akan mampu menargetkan ibu kota AS Washington DC jika ditembakkan dari ibu kota Korea Utara, Pyongyang.