Asal-usul Virus Corona Masih Jadi Tanda Tanya, China Ogah Beri Data Mentah Kasus Covid-19 pada WHO

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI penelitian asal-usul virus corona ---- File foto ini diambil pada tanggal 23 Februari 2017 menunjukkan seorang pekerja di dalam laboratorium P4 di Wuhan, ibukota provinsi Hubei China. Para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Februari 2021 semuanya menghilangkan teori kontroversial bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium di kota Wuhan di Cina.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah China ngotot tak mau memberikan data mentah tentang kasus awal Covid-19 kepada tim yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul pandemi.

Kabar tersebut dibeberkan salah satu penyelidik WHO, sebagaimana diberitakan Tribunnews dari Reuters, Minggu (14/2/2021).

Apa yang dilakukan China akan semakin mempersulit untuk menyelidiki awal mula virus corona.

Tim telah meminta data pasien mentah pada 174 kasus yang telah diidentifikasi China dari fase awal wabah di kota Wuhan pada Desember 2019 lalu, serta kasus-kasus lain.

“Namun tim WHO hanya diberikan ringkasan,” kata Dominic Dwyer, seorang ahli penyakit menular Australia yang merupakan anggota tim WHO.

Ia menjelaskan data mentah yang dimaksud biasa disebut 'daftar tabel wabah.'

Biasanya, data itu akan dianonimkan.

Isinya berupa detail detail seperti pertanyaan apa yang diajukan kepada pasien, tanggapan mereka dan bagaimana tanggapan itu dianalisis.

"Itu (permintaan data mentah kepada China-red) praktik standar untuk penyelidikan wabah," katanya kepada Reuters pada Sabtu (13/2/2021) waktu setempat melalui panggilan video dari Sydney, di mana dia saat ini sedang menjalani karantina.

Menurutnya, data awal tersebut sangat penting.

Baca: Misteri Asal-usul Virus Corona, WHO: Mungkin Berasal dari Makanan Beku

Baca: Rencana Perang China Bocor, Ingin Satukan Wilayah Dinasti Qing, Rusia Jadi Target tapi Tak Berkutik

ILUSTRASI - Seorang staf medis ambulans menyemprotkan disinfektan pada koleganya setelah tiba di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan dengan seorang wanita tua, yang pulih dari COVID-19, di Wuhan di provinsi Hubei tengah Cina pada 30 Maret 2020, setelah pembatasan perjalanan ke kota berkurang setelah lebih dari dua bulan terkunci karena wabah coronavirus COVID-19. Wuhan, kota di Cina tengah tempat virus korona pertama kali muncul tahun lalu, sebagian dibuka kembali pada 28 Maret setelah lebih dari dua bulan isolasi total hampir untuk populasi 11 juta. (Hector RETAMAL / AFP)

Pasalnya hanya setengah dari 174 kasus yang terpapar di pasar Haunan.

"Itu sebabnya kami terus meminta itu," kata Dwyer.

"Mengapa data itu tidak diberikan, saya tidak bisa berkomentar. Apakah itu politik atau soal waktu atau sulit ... Tetapi apakah ada alasan lain mengapa data tidak tersedia, saya tidak tahu. Satu hal kami hanya bisa berspekulasi."

Muncul Spekulasi WHO Tutupi Fakta Covid-19

Hasil penelitian tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wuhan memicu kemarahan publik.

WHO mengakui kegagalan mereka dalam mengidentifikasi sumber asal virus corona, sebagaimana diberitakan The Sun, Selasa (9/2/2021).

Bahkan pernyataan mereka seakan mendukung klaim Partai Komunis China, bahwa virus corona bukan berasal dari kecelakaan laboratorium.

Anggota parlemen Tobias Ellwood, ketua komite Pertahanan, mengatakan kepada The Sun Online: "Ini sepenuhnya menutupi."

"Mengingat kehancuran ekonomi global dan jumlah kematian yang disebabkan pandemi ini - tidak pernah lagi negara yang bertanggung jawab atas wabah dibiarkan menghalangi penyelidikan internasional selama 12 bulan penuh."

Rezim Partai Komunis telah lama dituduh menutupi asal-usul pandemi dan terus berusaha untuk menangkis kesalahan.

Halaman
123


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer