Surat kabar Tiongkok Wenweipo, menulis sebuah artikel berjudul Enam Perang Tiongkok, Pasti Akan Bertempur Dalam 50 Tahun Mendatang, pada 9 Juli 2012 silam.
Kini apa yang digambarkan dalam artikel tersebut kian mirip dengan realita yang ada.
Dalam rencana itu, China diyakini bakal mengklaim seluruh wilayah kekaisaran mereka yang hilang, sejak dikalahkan Inggris dalam Perang Candu pada 1840-1842, sebagaimana diberitakan Intisari, Senin (1/2/2021).
Hal itu diterbitkan dalam sebuah buku Maria Hsia Chang, Return of The Dragon: China Wounded Nationalism, Westview 2001.
China belum menjadi kekuatan besar, jika semua wilayahnya belum bersatu.
Demi martabat Kaisar China, enam peperangan harus dilakukan selama lima puluh tahun mendatang, mulai perang regional hingga perang total.
Padahal sumber itu diitulis tahun 2013, tetapi pernyataan ini terbukti. Tahun 2020, China sudah terus melakukan upaya penyatuan Taiwan melaluin intimidasi militer.
Sumber tersebut berbunyi begini: China harus menyusun strategi untuk menyatukan Taiwan dalam sepuluh tahun ke depan, dimulai pada tahun 2020.
Pada saat itu, China harus mengirim ultimatum ke Taiwan, menuntut Taiwan untuk memilih resolusi penyatuan damai (epilog yang paling disukai untuk Tiongkok) atau perang (opsi yang dipaksakan) pada tahun 2025.
Baca: Setelah Telepon Xi Jinping, Joe Biden Panik, Khawatir Infrastruktur AS Kalah dari China
Untuk tujuan penyatuan, Tiongkok harus melakukan persiapan tiga hingga lima tahun sebelumnya.
Dari analisis situasi saat ini, Taiwan diperkirakan akan melawan unifikasi, sehingga tindakan militer akan menjadi satu-satunya solusi.
Perang penyatuan ini akan menjadi perang pertama di bawah pengertian perang modern sejak berdirinya "China Baru".
Perang ini akan menjadi ujian bagi perkembangan Tentara Pembebasan Rakyat dalam peperangan modern.
2. Perang Penaklukkan Spratly 2025-2030
Baca: China Dikepung Kapal Perang AS dan Prancis, Xi Jinping Panik Minta Bantuan Presiden Vietnam
Sama dengan kasus Taiwan, saat ini kepulauan ini sudah mulai dikuasai China, berlokasi di Laut China Selatan, dikabarkan militer China sudah membangun pankalan militer di sana.
Padahal sumber tersebut tertulis 2013, tetapi kenyataannya terjadi saat ini.
Tulisan itu mengatakan:
Saat ini, negara-negara Asia Tenggara sudah menggigil dengan penyatuan militer China di Taiwan.