Investigasi OpenLux mengungkapkan, di Luxembourg saja ada sekitar 55 ribu perusahaan cangkang yang mengelola dana sampai 5 triliun euro.
Baca: Mampu Beli Gedung Bekas Istana Raja di Jerman, Siapa Sosok Sukanto Tanoto? Raja Sawit Asal Indonesia
Profil dan Perjalanan Karir Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto atau Tan Kang Hoo lahir pada 25 Desember 1949 di Belawan, Medan.
Pria berumur 71 tahun ini merupakan pengusaha Indonesia yang memulai usaha di industri pengolahan kayu.
Dilansir Wikipedia, Sukanto Tanoto merupakan anak tertua dari tujuh laki-laki bersaudara.
Ayahnya adalah seorang imigran dari kota Putian, provinsi Fujian, daratan Tiongkok.
Pada 1966, Sukanto Tanoto terpaksa berhenti sekolah setelah sekolah Tiongkok pada waktu itu ditutup oleh rezim Orde Baru, Presiden Suharto.
Dia tidak dapat meneruskan sekolah ke sekolah nasional karena ayahnya masih berkewarganegaraan Tiongkok
Namun setelah ayahnya meninggal, ia meneruskan bisnis keluarganya.
Secara bertahap Sukanto Tanoto mengembangkan bisnisnya mulai dari perdagangan umum hingga memenangkan kontrak-kontrak bisnis pembangunan jaringan pipa gas internasional.
Pada saat terjadi krisis minyak tahun 1972, yang menyebabkan harga minyak dunia melambung, Sukanto Tanoto mendapatkan keuntungan dari bisnis kliennya yang berkembang secara pesat.
Dengan tambahan modal usaha, Sukanto Tanoto mengalihkan perhatiannya pada bisnis lain yang berbeda pada tahun 1973.
Pada saat itu Indonesia menjadi pengekspor kayu log ke Jepang dan Taiwan untuk diolah menjadi plywood, sebelum diimpor kembali ke Indonesia dengan harga yang mahal.
Sukanto Tanoto melihat situasi tersebut sebagai peluang untuk membangun sendiri pabrik pengolahan kayu di Indonesia.
Pabrik tersebut diresmikan oleh Presiden Suharto dan mulai beroperasi pada tahun 1975
Baca: Warga Berupaya Selamatkan Suniah yang Diterkam Buaya, Proses Tarik Menarik hingga 20 Menit
Sukanto Tanoto merupakan pengusaha otodidak dan tidak menyelesaikan pendidikan formal di bangku sekolah.
Ia belajar bahasa Inggris kata demi kata menggunakan kamus bahasa Tiongkok – Inggris dan akhirnya mampu mengikuti sekolah bisnis di Jakarta pada pertengahan tahun 1970.
Sukanto Tanoto kemudian melanjutkan belajar di INSEAD di Fontainebleau, Prancis.
Pada tahun 1997, Sukanto menetap di Singapura, namun ia tetap merupakan WNI dan memegang paspor Indonesia.
Baca: Tak Hanya Enak Dimakan, Ternyata 6 Hidangan Khas Imlek Ini Bawa Keberuntungan Loh