Mengenal Gangguan Penciuman Parosmia, Salah Satu Gejala Baru Covid-19

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona. Parosmia menjadi salah satu gejala baru Covid-19.

- Infeksi virus dan bakteri, seperti virus corona

- Cedera kepala Kebiasaan merokok

- Paparan bahan kimia

- Efek samping pengobatan kanker

- Penyakit alzheimer dan parkinson

- Tumor

Cara mengatasi parosmia

Parosmia yang disebabkan faktor lingkungan, efek samping pengobatan, atau merokok umumnya bisa disembuhkan dengan mengantisipasi penyebab utamanya.

Baca: Masker Duckbill Bisa Dipakai Berulang Kali? Begini Keefektifannya Untuk Cegah Covid-19

Dalam beberapa kasus, cara mengatasi parosmia memperlukan tindakan operasi.

Dokter juga jamak merekomendasikan terapi dengan zinc, vitamin A, dan obat antibiotik untuk mempercepat penyembuhan.

Selain itu, penderita parosmia juga diarahkan untuk melatih indra penciuman seperti terapi untuk anosmia atau tak bisa mencium bau.

Cara menyembuhkan parosmia dengan terapi bau bisa dilakukan dengan mencium bau empat jenis aroma yang berbeda setiap pagi.

Dengan latihan mengenalkan beberapa bau yang berbeda tersebut, memori indra penciuman penderita kembali diasah.

Parosmia umumnya dapat sembuh sendiri seiring berjalannya waktu. Lamanya pemulihan masalah kesehatan ini tergantung penyebabnya.

Baca: Virus Nipah Disinyalir Berpotensi Menimbulkan Pandemi Baru, Begini Gejala hingga Cara Pencegahannya

Untuk parosmia yang disebabkan virus atau bakteri, indra penciuman umumnya akan kembali normal dalam waktu dua sampai tiga tahun.

Tujuh gejala baru Covid-19

WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia kembali merilis gejala baru virus corona atau Covid-19.

Sebelumnya telah diketahui bahwa gejala umum yang dirasakan pasien Covid-19 adalah

1. demam,

2. batuk kering, dan

Halaman
123


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer