GSDS mengunggah video yang berisi hujatan terhadap pemerintah dan tenaga medis.
Selain itu, terduga pelaku juga diduga menyebar hoaks soal Covid-19
GSDS diketahui membuat enam video yang berisi kalimat bahwa Covid-19 yang terjadi di Indonesia adalah settingan.
Dua video berdurasi 29 detik itu menampilkan seorang remaja perempuan tanpa mengenakan masker dan memakai kaos hitam lengan panjang.
Di video pertama, perempuan itu memperkenalkan diri sembari memegang masker dan mengaku tinggal di salah satu panti tuna netra di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Saudara kita yang tidak melihat dan tidak tahun Covid-19 yang hoaks, sakit hati ya," kata perempuan itu dikutip dari video yang beredar
Di menit-menit akhir video, perempuan tersebut menyebut dokter dan tenaga medis bodoh.
Baca: Jokowi Minta Pelaksanaan PPKM Lebih Konsisten: Tak Masalah Ekonomi Turun, Asal Covid-19 Juga Turun
Baca: Israel Bakal Kirim 5000 Dosis Vaksin Covid-19 untuk Vaksinasi Petugas Medis Palestina
Lalu di video kedua, perempuan itu membakar masker yang sebelumnya dipegang sambil mengucapkan ajakan untuk membakar masker.
"Kita cegah Covid-19 dengan bakar masker, bakar masker, buang hand sanitizer, buang air cuci tangan," kata dia.
Setelah diamankan di rumahnya Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, pada Minggu (31/1/2021) malam, GSDS segera dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
Pelaku pun mengaku telah membuat enam video, dua diantaranya berisi ujaran kebencian.
"Dari enam video yang dibuat, ada dua video yang mengandung ujaran kebencian," kata Krisna.
Di hadapan polisi, terduga pelaku mengaku terinspirasi dari storu WA salah satu temannya tentang kondisi korban Covid-19.
Dalam status WhatsApp itu, temannya membagikan kabar tentang seorang pasien Covid-19 yang meninggal berada dalam satu ruangan dengan pasien yang masih hidup.
Krisna menambahkan, polisi masih mendalami dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa.
"Kita masih lakukan penyelidikan untuk itu (soal dugaan gangguan jiwa). Kita juga dalami siapa yang viralkan," imbuhnya.
Baca: Kasus Covid-19 di Wonogiri Capai 2.552, Ada 89 Ibu Hamil Rata-rata Tertular dari Para Suami
Baca: Krisis Pemakaman Akibat Kematian Pasien Covid-19 Tinggi, Ukuran Makam TPU Bambu Apus Kini Diperkecil
Sementara itu, GSDS mengaku video itu dibuat di Panti Asuhan Hitbia, Kota Kupang, Minggu, sekitar pukul 06.00 WITA.
"Saya rekam sendiri menggunakan HP Samsung J2 prime warna hitam milik saya," kata GSDS saat diamakan polisi berdasarkan keterangan tertulis yang diterima, Senin.