Itu terjadi di tengah ketegangan antara pemerintah sipil dan militer, memicu kekhawatiran akan kudeta.
NLD memenangkan cukup banyak kursi di parlemen untuk membentuk pemerintahan pada November, tetapi militer mengatakan pemungutan suara itu curang, dikutip BBC, Senin (1/2/2021).
Tentara telah meminta pemerintah untuk menunda sidang parlemen, yang akan diadakan pada hari Senin ini.
Juru bicara Myo Nyunt mengatakan kepada kantor berita Reuters melalui telepon bahwa Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin lainnya telah "dibawa" pada dini hari.
"Saya ingin memberi tahu orang-orang kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah dan saya ingin mereka bertindak sesuai hukum," katanya, seraya menambahkan bahwa dia juga diperkirakan akan ditahan.
Koresponden BBC Asia Tenggara, Jonathan Head, mengatakan ada tentara di jalan-jalan ibu kota, Naypyitaw, dan kota utama, Yangon.
Saluran telepon dan internet di Naypyitaw telah diputus, lapor BBC's Burmese Service.
Baca: Tolak Dakwaan Lakukan Genosida Etnis Rohingya, Aung San Suu Kyi Di Bawah Pengaruh Militer?
Tentara juga mengunjungi rumah menteri utama di beberapa daerah dan membawa mereka pergi, kata anggota keluarga.
Pada hari Sabtu, angkatan bersenjata Myanmar berjanji untuk mematuhi konstitusi karena kekhawatiran yang meningkat bahwa mereka bersiap untuk melakukan kudeta.
Aung San Suu Kyi adalah putri pahlawan kemerdekaan Myanmar, Jenderal Aung San.
Baca: Aung San Suu Kyi Tiba di Pengadilan Internasional, Myanmar Siap Disidang Kasus Genosida Rohingya
Jenderal Aung San dibunuh ketika dia baru berusia dua tahun, tepat sebelum Myanmar memperoleh kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada tahun 1948.
Suu Kyi pernah dipandang sebagai mercusuar bagi hak asasi manusia - seorang aktivis berprinsip yang menyerahkan kebebasannya untuk menantang jenderal militer yang kejam yang memerintah Myanmar selama beberapa dekade.
Pada tahun 1991, ia dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian, saat masih dalam tahanan rumah, dan dielu-elukan sebagai "contoh luar biasa dari kekuatan yang tak berdaya".
Suu Kyi menghabiskan hampir 15 tahun di tahanan antara tahun 1989 dan 2010.
Namun sikapnya yang tidak memperlihatkan simpati terhadap perlakuan kejam umat Buddha Myanmar terhadap warga Muslim Rohingya membuatnya dikecam dunia.
Ia bahkan pernah dituntut penghargaan Nobel nya dicopot.
Pada November 2015, dia memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum pertama Myanmar yang diperebutkan secara terbuka selama 25 tahun.
Konstitusi Myanmar melarang dia menjadi presiden karena dia memiliki anak yang merupakan warga negara asing.
Tapi Suu Kyi, sekarang 75 tahun, secara luas dipandang sebagai pemimpin de facto.