Kendati demikian, Israel melobi secara intensif untuk menghentikan perjanjian nuklir tersebut.
Namun, pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump sangat merusak perjanjian dengan meninggalkannya pada Mei 2018.
Padahal banyak laporan IAEA menyebut Teheran patuh penuh terhadap perjanjian tersebut.
Kala itu, Israel mendukung penarikan sepihak Washington dari JCPOA dan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran yang terjadi.
Rezim Israel diyakini sebagai satu-satunya pemilik nuklir di Timur Tengah dan diperkirakan memiliki antara 200 dan 400 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya.
Tel Aviv telah menutup telinga terhadap seruan internasional agar rezim tersebut bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir.