Gajah jantan berusia 20 tahun, bernama Plykhanoon, berada dalam perawatan kritis sejak 10 Desember 2020 silam setelah ditemukan ditembak 43 kali di hutan di Prachuap Khiri Khan, sebuah provinsi di Thailand selatan.
Dokter hewan telah membawa gajah ke suaka margasatwa untuk perawatan di mana secara tragis gajah tersebut menghancurkan seorang penjaga taman hingga mati dengan belalainya saat dirawat.
Meskipun demikian, dokter hewan terus berjuang untuk menyelamatkan hewan itu selama sebulan lagi sebelum tiba-tiba kondisinya kritis saat diangkut untuk operasi.
Gajah banteng telah ditembak dua kali di bawah matanya, tiga kali di kaki depan, dua kali di tulang rusuk, dan 38 kali di wajah dan tubuhnya saat ditemukan.
Baca: Ratusan Gajah Mati Misterius, Peneliti: Ini Bencana Konservasi, Negara Gagal Lindungi Satwa Berharga
Meskipun terluka parah dengan selongsong peluru yang masih berada di dalam tubuhnya, gajah yang ketakutan itu melawan penyelamat dan harus dibius sebelum dipindahkan ke Taman Nasional Kui Buri di dekatnya.
Sehari kemudian, seorang penjaga taman tewas setelah tertimpa belalai gajah saat mencoba mengangkat belalali seberat tiga ton itu.
Salah satu penjaga taman, Pichai Watcharapongpaiboon, mengatakan bahwa rekannya adalah seorang pahlawan.
"Gajah memiliki kecenderungan kekerasan jadi kami mengerti bahwa ia hanya mencoba melindungi dirinya sendiri ketika secara tidak sengaja membunuh penjaga hutan," katanya.
Gajah tersebut telah menghabiskan sebulan terakhir menerima perawatan di kantor pusat Taman Nasional oleh tim dokter hewan.
Baca: KEJAM! Gajah Hamil Ini Diberi Makan Nanas Isi Petasan oleh Warga, Mati Berdiri di Tengah Sungai
Namun akhir pekan ini, kondisi gajah tiba-tiba memburuk dan rekaman mengejutkan menunjukkan saat para dokter hewan dengan panik melakukan CPR jumbo.
Terlepas dari upaya terbaik dari dokter hewan Taman Nasional untuk menyelamatkan gajah yang terluka, hewan itu akhirnya menyerah pada luka-lukanya dan mati pada hari Minggu akibat kegagalan organ.
Suporn Polpan, kepala Taman Nasional Kui Buri, mengatakan mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk menyelamatkan jumbo.
Gajah itu dirawat pada 10 Desember dan dirawat oleh rumah sakit hewan di dalam Taman Nasional Kui Buri.
"Perilakunya agresif dan dia tidak sembuh dari luka tembak,'' kata Polpan.
"Gajah sedang dipindahkan untuk perawatan ke kantor taman tempat dokter hewan ada di tangan ketika gajah itu mengalami pembengkakan yang tidak dapat dijelaskan di kaki kanan dan tidak dapat berdiri pada 10 Januari."
Baca: Viral, Gajah Hamil yang Kelaparan Mati setelah Warga Sengaja Beri Makan Nanas Isi Petasan
Petugas mencoba melakukan CPR tetapi sayangnya gajah tersebut mati kemudian.
"Autopsi mengasumsikan penyebab kematian disebabkan oleh kegagalan organ dalam."
Petugas masih menyelidiki siapa yang menembak gajah itu tetapi mereka yakin gajah itu bertemu dengan beberapa pria bersenjata yang melepaskan tembakan pada saat yang bersamaan.
Setelah kematiannya, polisi memeriksa gajah yang mati itu dengan detektor logam.
Gajah itu dikuburkan di taman nasional sementara penyelidikan sedang berlangsung.